Cara Perusahaan Medis Jepang Pikat Pasien Indonesia

marketeers article
43740149 medical landscape of dental clinic

Kaikoukai Clinic menjadi salah satu di antara para pemain sector layanan kesehatan asal Jepang yang menjaring keuntungan di Indonesia. Sayangnya, pasar terbesar Kaikoukai Indonesia saat ini diakui Vice President Director PT Kaikoukai Indonesia, Setsuko Yamamoto masih didominasi oleh orang Jepang itu sendiri. Sekitar 80% pasien Kaikoukai Indonesia merupakan warga negara Jepang yang tinggal di Indonesia, sementara 20% lain berasal dari warga negara Indonesia dan asing lain. Lantas, bagaimana upaya Kaikoukai memikat target pasien mereka di Indonesia?

Untuk menjawab persoalan ini, Kaikoukai mulai menjalani sejumlah aktivitas pemasaran. Berawal dari menggelar press conference untuk memperkenalkan layanan mereka kepada media setempat, Kaikoukai juga menjalani partnership dalam beberapa program yang akan berlangsung bersama Panin Bank dan Tokyo Marine.

Pengembangan fasilitas dan layanan yang ada juga akan menjadi konsentrasi Kaikoukai tahun ini. Lantaran memiliki khitah di bidang hemodialisis (cuci darah), Kaikoukai berencana mengembangkan fasilitas ini di Indonesia. Sejauh ini, Kaikoukai telah melakukan asistensi teknis di kota Pare-Pare, dan dalam waktu dekat akan membuka klinik co-branding Kaikoukai di Graha Mandiri pada Agustus 2018.

Sejauh ini, Yamamoto mengaku belum ada tantangan berat bagi Kaikoukai untuk berkembang di Indonesia. Tahun lalu, Kaikoukai berhasil meraih growth sebesar 20%. Namun, ia mengakui persoalan budaya dan bahasa memang menjadi tantangan bagi Kaikoukai.

“Mungkin terdengar klise, namun di dunia medis seringkali kami kesulitan menjelaskan istilah-istilah tertentu. Perbedaan bahasa antara Indonesia dengan Jepang memang bisa dijembatani dengan bahasa Inggris. Namun, terdapat frasa-frasa tertentu yang tidak dapat diterjemahkan begitu saja. Proses menyatukan persepsi ini yang menjadi tantangan bagi kami,” jelas Yamamoto kepada Marketeers.

Tenaga medis Kaikoukai Indonesia pun dibekali berbagai bahasa. Jika berkunjung ke Kaikoukai Clinic Senayan, Yamamoto memastikan pasien dapat berkomunikasi dengan bahasa Jepang, Inggris, maupun Indonesia. Di setiap shift, Kaikoukai menempatkan para tenaga medis yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa-bahasa tersebut.

Setelah mempelajari perbedaan karakteristik pasar Indonesia dengan Jepang dalam beberapa tahun kehadirannya, Kaikoukai kini siap memacu pedal bisnis mereka lebih cepat. “Sedikit-banyak, kami telah mengamati karakteristik pasar kesehatan di Indonesia, dan setelah ini kami siap memperbesar gaung Kaikoukai Medical Toursim dan produk hemodialisa yang menjadi spesialisasi kami. Ke depan, kami optimistis dapat menjangkau wilayah-wilayah urban lain di Indonesia, termasuk membuka kantor representatif di berbagai kawasan Asia Tenggara,” ujar Yamamoto optimistis.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related