Ciputra: Millennials Tak Sekadar Mencari Hunian

marketeers article

Sekarang ini, pasar terbesar dari pasar properti, khususnya apartemen, masih dari generasi X. Sebagian besar dari generasi X ini membeli apartemen untuk tujuan investasi. Sedangkan untuk yang ditinggali, pada umumnya generasi ini masih menjadikan rumah tapak sebagi pilihan utama.

“Pembeli di segmen commercial high residensial masih didominasi dari generasi X. Porsinya masih sekitar 70% dari total pembeli. Dan, biasanya mereka membeli untuk investasi atau nantinya dihibahkan ke anaknya,” kata Helen Hamzah, Associate Director Marketing & Sales Commercial Building Ciputra.

Tapi, lanjutnya, ada pula generasi X yang mulai memilih tinggal di apartemen. Itulah mengapa banyak pengembang yang membangun apartemen dengan luasan hingga 300 hingga 400 m2. Untuk kelompok generasi X yang memilih tinggal di apartemen lega ini Ciputra memiliki produk, yaitu Raffles Residence yang ada di komplek Ciputra World I dengan luasan 400 m2.

“Kategori produk ini untuk menyasar generasi X yang terbiasa tinggal di landed house, namun mulai pindah ke apartemen mengingat keseharian mereka banyak di kawasan CBD.  Jadi, mereka membeli karena ada kebutuhan untuk ditinggali. Bagi kami sebagai pengembang ini adalah potensi bisnis yang besar,” tambah Helen.

Secara karakter mereka ini adalah generasi X yang berada di usia antara menjelang 40-an hingga 50an tahun. Bedanya, yang di usia 40-an mereka ini yang masih hidup bersama anak-anak. Sedangkan yang di sekitaran usia 50-an biasanya hanya suami-istri, anak-anaknya mungkin sudah kuliah di luar kota atau luar negeri, jadi tinggal di apartemen itu mencari kepraktisan.

Generasi berikutnya atau generasi Y pun mulai banyak yang menjadi potensial pembeli properti, meski belum sebanyak generasi sebelumnya. Secara pilihan pun generasi ini memilih properti di rentang harga yang terjangkau. Dan, generasi Y lebih menyukai tinggal di hunian vertikal alias apartemen, apalagi yang dekat dengan fasilitas umum.

Menurut Helen, dalam segi komunikasi dan cara pembelian dari dua generasi ini ada perbedaan. Generasi X memang sudah menggunakan internet saat melakukan pencarian properti, tapi masih melihat iklan juga. Setelah itu, mereka tetap datang ke kantor pemasaran untuk mendapat informasi lebih lanjut. “Selain itu, melihat apakah ada show unit atau tidak. Jadi, visualisasi itu penting bagi mereka,” tambahnya.

Sedangkan generasi Y banyak mendapat informasi dari teman-teman mereka atau media sosial. Mencari lewat Google dan masuk ke website-website properti tetap mereka lakukan, namun faktor teman dan media sosial lebih besar.

Dengan perbedaan tersebut, Ciputra pun melakukan pendekatan yang bisa masuk ke dua generasi ini. Untuk generasi X, memasang iklan di media cetak dan televisi masih punya dampak besar. Apalagi, konsumen Ciputra tidak hanya datang dari Jakarta saja, tapi dari wilayah lain negara ini.  Sedangkan untuk millenial, Ciputra tentunya menggunakan jalur media sosial, baik itu Instagram, Facebook, dan lainnya.

Kontennya pun disajikan secara berbeda pula. Untuk generasi Y biasanya menggunakan bahasa yang lebih baku dan bicara soal investasi. Sedangkan untuk millenial lebih lugas dan menonjolkan mengenai gaya hidup dan komuniti. “Pertanyaan dari generasi X biasanya, berapa gain yang didapat, kapan return-nya, dan lainnya. Tapi, kalau millenial, mereka bertanya apa yang mereka dapat, ada gym, ada coffe shop enggak,” jelasnya.

Untuk menggarap generai Y ini, Ciputra memiliki produk, yakni The Newton yang sudah mereka pasarkan sejak tahun lalu. Harga yang mereka tawarkan saat itu masih di bawah Rp 1 miliar di dalam kawasan CBD. Sasarannya adalah para generasi millenial yang memiliki pendapatan antara Rp 15-20 juta atau mereka yang memiliki double income dan masih tinggal di kos-kosan.

    Related