Content Marketing Tidak Selalu Harus Online

marketeers article
Social media collage with icons background. Vector illustration

Di era serba digital, para pemasar harus mampu memanfaatkan semua kanal pemasaran yang tersedia, baik online maupun offline. Salah satu metode yang saat ini sedang marak digunakan oleh para merek adalah content marketing. Hal ini juga diamini oleh Hermawan Kartajaya selaku Founder dan Chairman MarkPlus, Inc.

Namun, Hermawan juga mengingatkan bahwa saluran online juga harus dilengkapi dengan sentuhan offline. “Harus diingat bahwa saat ini banyak e-commerce, tapi mereka juga tetap membuat sebuah bazaar dan pop up market sebagai sarana offline mereka,” ujarnya di hadapan pengurus Indonesia Marketing Associatio (IMA) dalam Rakernas IMA, Bali, Sabtu (7/8/2016)

Disaat merek mengembangkan positioning, differentitation, dan branding, hal ini juga harus dikembangkan dengan presensi merek di online dan offline.

“Di jaman serba internet, konsumen saat ini sudah tidak bisa didikte. Sekarang era horizontal semuanya harus ada story-nya,” jelasnya.

Hermawan mencontohkan era lalu beberapa merek mengedepankan unique selling point melalui satu kata. Contoh, Volvo dengan safety, dan Lux dengan luxury. Hal ini menurutnya sudah tidak tepat diterapkan.

“Merek saat ini harus aktif. Content marketing tidak hanya di online, tapi juga bisa melalui offline,” pungkasnya.

Related