Pada 27 Februari lalu, Bali Tourism Board kembali mengadakan event rutin Selasa Pariwisata bertajuk “Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi Makro dan Ekonomi Kreatif”. Kali ini, sebagai pembicara utama adalah Wakil Gubernur Provinsi Bali Anak Gede Puspayoga. Hadir juga Ida Bagus Ngurah Wijaya (Chairman of Bali Tourism Board) dan I Wayan Suarjaya (Associate Head at the State Hindu Dharma Institute of Denpasar).
Seminar tersebut memaparkan beberapa fakta tentang Bal. Provinsi Bali, misalnya, tidak punya sumber pendapatan yang besar kecuali dari sektor pariwisata. Di Bali saat ini 650.000 orang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata. Peran Provinsi Bali dalam menyumbangkan 40% devisa nasional (sekitar Rp 45 Triliun). Ironisnya, banyak masyarakat lokal yang masih berprofesi menjadi petani dan pelaku industri kecil rumahan.
Selain mendorong ekonomi makro, pariwisata juga dituntut untuk ikut mendorong perekonomian lokal. Puspayoga menegaskan realitas yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi Bali tahun lalu meningkat, namun kemiskinan juga meningkat. Puspayoga mempertanyakan apa yang salah terkait dengan fenomena itu.
Bagus Ngurah Wijaya mengatakan solusi dalam membentuk masyarakat yang sejahtera dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya, pembebasan lahan dengan mengikutsertakan masyarakat dan pemilik lahan sebagai stakeholder. Rencananya pemerintah akan membangun bandara baru di Buleleng. Hal ini juga membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan harga tanah yang sangat tinggi. Nantinya, sambung Bagus, masyarakat juga akan menikmati hasilnya secara jangka panjang.