Engage Dengan Nasabah, Danamon Boyong Dwight Yorke ke Indonesia

marketeers article
Danamon Dwight Yorke

Di ulang tahunnya yang ke-61, Bank Danamon menghadirkan tim coaching dari Manchester United untuk melatih anak-anak di Indonesia. Program bernama Danamon Red Match Soccer Camp tersebut merupakan bagian dari kerja sama Danamon dengan klub Inggris tersebut yang berlangsung hampir sepuluh tahun.

Danamon memang ingin gimmick dengan nama MU bisa menjadi benefit sebagai bagian dari kampanye marketing mereka. Terlebih fansbase The Red Devil di Indonesia terbilang massal sehingga nama mereka bisa mengangkat dan menarik minat nasabah untuk membuka rekening.

“Sasaran kami sebenarnya adalah para orang tua. Mereka yang punya anak tujuh sampai dua belas bisa mengikuti program pelatihan ini. Ada tiga kota yang kami datangi, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Caranya mudah, mereka nasabah existing atau nasabah baru yang punya deposito dan tabungan bisa langsung mendaftarkan anak mereka untuk pelatihan,” ujar Chief Marketing Officer Danamon Toni Darusman di Jakarta pada Jumat (4/8) 2017.

Caranya dengan membuka deposito senilai Rp50 juta dan tabungan Rp25 juta, para nasabah bisa mendaftarkan anak mereka untuk pelatihan singkat. Tidak ada seleksi di sini. Namun tetap jumlah peserta dibatasi sebanyak maksimal 80 anak per kota.

Pelatihan di Jakarta akan digelar pada 12-13 Agustus, Bandung 16-17 Agustus, dan Surabaya 19-20 Agustus. Biar terasa singkat, Danamon berharap impact-nya bisa cukup besar terutama untuk anak-anak, serta menjadi experience dengan engage lebih dekat kepada nasabah lewat nama MU.

Untuk memaksimalkan kampanye tersebut Danamon mendatangkan salah satu legenda MU ketika meraih treble pada 1999 yaitu Dwight Yorke. Mantan penyerang berkebangsaan Trinidad Tobago tersebut menjadi bagian dari kampanye, di mana nasabah-nasabah beruntung bisa makan malam dengannya.

Selain itu Danamon menggelar offline event untuk memperkuat kampanye Red Match di Kota Kasablanka selama tiga hari 4-6 Agustus. Selain panggung untuk talkshow, di sana akan dilakukan showcase produk-produk keuangan Danamon.

Tanggapan Yorke

Kedatangan Yorke ke Indonesia menarik banyak pertanyaan seputar dunia sepakbola modern yang cukup berbeda dengan eranya. Walau berbeda, ia yakin MU masih merupakan klub yang disegani di Eropa. Walau mengakui penurunan prestasi dalam beberapa tahun terakhir, tapi ia yakin mantan klubnya tersebut punya masa depan cerah.

“MU dan Danamon punya kesamaan, yaitu nama besar. Klub ini tidak hanya besar di lapangan, tapi juga di luar lapangan. Danamon tidak salah bekerja sama dengan kami,” ungkap Yorke. Salah satu yang menarik adalah soal harga pemain-pemain masa kini yang teramat sangat mahal, terutama dengan berita kepindahan Neymar dari Barcelona ke Paris Saint Germain yang klausul pelepasan kontraknya dihargai 222 juta Euro.

Harga tersebut sekitar dua kali lipat harga pemain termahal dunia sebelumnya Paul Pogba dari Juventus ke MU tahun lalu. Ia menilai MU tidak akan membayar sebesar nilai Neymar untuk satu orang pemain. Menurutnya MU lebih mengandalkan tim daripada mengandalkan satu nama.

“Neymar, maupun Messi sampai Ronaldo, mereka nama besar. Namun untuk menggelontorkan uang sebesar itu rasanya MU tidak ke arah sana. Kebersamaan tim lebih diutamakan. Lagipula aktivitas kami di bursa transfer sekarang cukup menggembirakan. Lukaku maupun Matic yang baru bergabung punya masa depan cerah. Termasuk pemain muda seperti Marcus Rashford,” sambung Yorke.

Terakhir ditanya soal niat melatih klub, Yorke menyatakan sedang mencoba untuk menembus sertifikasi kelas pro agar cita-citanya untuk membesut tim dari pinggir lapangan tercapai. Terakhir ia punya pesan untuk anak-anak Indonesia yang sekarang menekuni sepakbola.

Salah satu tipsnya adalah jangan pernah memikirkan dari mana mereka berasal, di mana mereka berada. Yang penting apa yang mereka mau dan cita-citakan, harus terus dikejar. “Ada disiplin, kerja keras, dan sedikit keberuntungan. Ya, kita kadang butuh sedikit keberuntungan,” jawabnya lagi.

Di negara asalnya, ia mengaku tidak punya apa-apa. Apalagi Trinidad Tobago terbilang kecil. Namun mimpinya untuk meraih kesuksesan mengalahkan kenyataan dari mana ia berasal. Ia berhasil menembus Liga Inggris bersama Aston Villa akhir 80-an sebelum dibeli MU pada 1998 dan langsung memberi tiga gelar di musim pertamanya, termasuk Liga Champions.

    Related