Dari Menu Hingga Format Baru, Cara KFC Tingkatkan Bisnis

marketeers article

Jaringan ayam cepat saji KFC Indonesia terus mengepakkan sayap bisnisnya di Indonesia. Ada dua strategi kedai ayam ini untuk berhasil menjadi pemain ayam nomor wahid di Indonesia. Pertama, inovasi menu. Kedua, membuka format gerai baru.

Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fastfood Indonesia Tbk, pengelola dan pemilik lisensi KFC mengatakan, sejak tahun 2015, pihaknya telah berinovasi menawarkan menu ayam terbaru bertemakan Taste of Asia. Setidaknya, setiap tahun ada satu menu baru yang berakar dari warisan kuliner khas Asia.

“Sejak tahun 2015, kami berupaya menghadirkan menu baru yang terinspirasi dari makanan lokal. Ini diakukan untuk meningkatkan penjualan, sekaligus menjalin kedekatan brand dengan konsumen lokalnya,” ujar Hendra di KFC Kemang, Kamis, (5/4/2018).

Beberapa menu Taste of Asia yang diluncurkan KFC antara lain KFC Hot & Cheesy Chicken. Diakui Hendra, cabai yang digunakan dalam menu tersebut berasal dari Aceh. Lalu, yang tengah populer saat ini adalah Chicken Egg atau ayam goreng KFC dengan saus telur asin. Menu ini pun dianggap terinspirasi dari masakan khas Jawa Tengah.

Hendra mengaku, keterbatasan bahan baku menjadi alasan menu-menu baru tersebut tak bisa bertahan lama. Pada Hot & Cheesy Chicken misalnya, negara lain bisa menjual selama dua bulan. Namun, KFC Indonesia hanya bisa menjualnya selama satu minggu, lantaran animo tinggi konsumen.

“Kami mengimpor kejunya dari Inggris. Jika pasokan di sana terbatas, kami tidak bisa berikan lagi hingga pasokan tersedia,” ujar dia.

Ia melanjutkan, strategi menu baru ini bakal terus digulirkan, karena berhasil menarik orang untuk datang yang berujung pada peningkatan transaksi penjualan. Kedai ayam ini pun akan menelurkan satu menu baru menjelang ibadah puasa Ramadhan mendatang.

“Pada saat puasa, kebutuhan ayam kami meningkat hingga 80% atau 30-40 ton per hari. Sejak Januari, kami built up stok agar tidak ada lagi kehabisan ayam saat Ramadan,” terang dia.

Sebagai catatan, KFC membeli sekitar 80-90 ton ayam per harinya. Ayam boiler itu didapat dari 11 pemasok ternak ayam untuk kebutuhan 638 gerai KFC di seluruh Indonesia.

Target gerai

Tak hanya soal menu baru, sebagai jaringan gerai ayam terbesar di negeri ini, KFC tak henti-hentinya berekspansi. Selama dua tahun terakhir, fokus ekspansi perusahaan berada di daerah lapis dua dan tiga.

Hendra menuturkan, setiap tahunnya, sedikitnya 30 gerai KFC dibuka di Indonesia, yang mana porsi Jabodetabek hanya 10%.

Tahun lalu, pihaknya bahkan bisa melampaui target pembukaan gerai dua kali lipat, atau menjadi 60 gerai. Hal ini disebabkan karena perusahaan membuat terobosan baru lewat peluncuran KFC Box.

KFC Box adalah format ritel KFC berukuran mini sekira 100 m2. Gerai ini ditujukan untuk konsumsi on the go dan hub pemesanan online. Jikalau ada area tempat duduk, paling hanya berisi maksimal 10 kursi.

“Per tahun 2017, sudah ada 48 gerai KFC Box. Toko yang lebih kecil memudahkan kami untuk membuka gerai dengan investasi yang lebih rendah,” terang dia.

Karena tahun ini perusahaan lebih menyasar daerah lapis dua dan tiga, KFC akan memperkuat paket sayap ayam atau KFC Winger. Dengan harga Rp 26.000 per prosi, konsumen bisa menikmati dua sayap ayam KFC beserta nasi dan minum.

“Ini cara kami agar orang bisa menikmati makanan terjangkau dengan atmosfir dan pengalaman bersantap di KFC,” paparnya.

Hendra mengaku, 20% penjualan ayam KFC disumbang dari penjualan paket sayap ayam ini.

KFC Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis 10% pada tahun 2018 atau lebih tingi dari capaian tahun lalu yang tumbuh 8,5%. Pendapatan KFC pada tahun 2017 sebesar Rp 4,88 triliun, yang artinya revenue diharapkan begerak Rp 5,2 triliun pada tahun ini.

Editor: Sigit Kurniawan

Related