Demi Laut, Presiden Minta Sinergi Antarinstitusi

marketeers article
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kanan) saat menuju acara pembukaan Our Ocean Conference di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10/2018). ANTARA FOTO/mediaOOC2018/Prasetia Fauzani/nym.

Presiden Joko Widodo menyatakan kebijakan terkait penetapan 20 juta hektare wilayah konservasi baru merupakan bentuk komitmen pemerintah Indonesia dalam mendorong pelestarian laut.

“Indonesia telah membuat kebijakan kelautan Indonesai dan rencana aksinya,” ujar Presiden saat membuka Our Ocean Conference (OOC) 2018 di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10/2018).

Kebijakan tersebut merupakan target pada tahun 2020, namun pemerintah berhasil memprecepat penetapan wilayah konservasi baru. Ini membuktikan betapa pedulinya Indonesia terhadap pelestarian laut demi generasi selanjutnya. “Dua tahun lebih cepat dari pada yang ditargetkan,” tambahnya.

Berawal dari kesepakatan OOC terkait pelestarian laut, hal ini akan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Bagi Presiden Indonesia siap untuk melakukan beragam langkah, baik besar dan kecil.

Presiden mengajak seluruh negara dan pihak dapat ikut berperan dari mulai tindakan yang skala kecil sampai besar. Baginya dalam tujuan pelestarian laut tidak ada hal yang sia-sia. “Harus bersinergi dalam mendorong pelestarian terhadap kelautan,” tutur Jokowi.

Sinergi dan kolaborasi ini yang sudah mulai dilakukan oleh lintas institusi. Semisal, Dell sebagai perusahaan teknologi berkolaborasi dengan NGO Lonely Whale dalam mengumpulkan sampah plastik dan mendaur ulang serta mengemasnya sebagai kemasan produk Dell.

Selain itu, persatuan negara-negara Eropa, Uni Eropa juga sudah berkomitmen dengan pendanaan senilai 300 juta euro. Dana tersebut akan digunakan untuk program penanganan sampah plastik, mendorong ekonomi biru, serta meningkatkan kegiatan riset dan pengawasan kelautan.

Editor: Sigit Kurniawan

Related