Deregulasi Bikin Daya Saing Pariwisata Indonesia Meroket

marketeers article
102961193 kawah ijen volcano with trees during beautiful sunrise in east java in indonesia

Deregulasi membuat daya saing pariwisata di tingkat global meningkat tajam. Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam jumpa pers ajang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA)  2018 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar, Kamis (19/07/2018).

“Meningkatnya daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global karena kita melakukan deregulasi bebas visa yang membuat index daya saing kita di tingkat global melompat dari ranking 70%, menjadi 50 pada 2015 dan meningkat di ranking 42 tahun 2017,” kata Arief seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenpar.

Menurutnya, deregulasi bebas visa secara langsung memperbaiki pilar yang menjadi unsur penilaian dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF) pada ‘international openness’ yang semula di ranking 55  melompat menjadi ranking 17 dunia, dan hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan TTCI.

“Untuk mencapai target di ranking 30 dunia tahun depan, kita harus memperbaiki pilar environmental sustainability yang saat ini masih rendah di  peringkat 131 dari 134 negara. Cara yang paling tepat adalah melakukan deregulasi di bidang yang terkait dengan environmental sustainability tersebut,” kata Arief.

Arief menambahkan, ISTA 2018 menjadi ajang untuk memberikan penghargaan sekaligus mengukur implementasi pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata di Indonesia, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata (Permen) Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.

“Permen ini mengandopsi standar internasional Global Sustainable Tourism Council (GSTC) yang mempertimbangkan tiga aspek utama yaitu aspek lingkungan (planet), sosial (people) dan ekonomi (prosperity) atau 3P untuk saat ini dan masa depan,” katanya.

Menurut Mari Elka Pangestu, prinsip dari penerapan environmental sustainability tidak hanya 3P (People, Planet, Prosperity) tetapi berkembang dengan 2P ( Partnership atau kemitraan dan Peace atau perdamaian). “Ujung dari penerapan 5P ini adalah kedamaian hidup yang tercipta dalam kegiatan pariwisata,” kata Mari Elka.

Mari Elka mengatakan, wisatawan tidak sekadar berkunjung ke destinasi, tapi juga terlibat menjaga lingkungan dan budayanya sebagaimana prinsip pariwisata berkelanjutan “semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan”.

    Related