Deretan Insentif dari Pemerintah untuk Genjot Produksi & Ekspor Otomotif

marketeers article

Pemerintah terus mendorong produsen otomotif untuk menambah investasi dan meningkatkan angka ekspor. Hal ini untuk merealisasikan target produksi hingga 1,5 juta unit pada tahun 2020.

“Indonesia telah menjadi basis produksi kendaraan jenis multipurpose vehicle (MPV), truk, dan pick-up yang pengembangannya untuk meningkatkan ekspor. Target besarnya adalah Indonesia menjadi pemasok kendaraan jenis sedan dan sport utility vehicle (SUV) yang di luar negeri permintaannya tinggi,” kata Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian RI, di acara seremoni produksi perdana All New Honda Brio untuk pasar ekspor, hari ini (26/03/2019), di Karawang, Jawa Barat.

All New Honda Brio produksi Honda Prospect Motor (HPM) ini akan memenuhi permintaan di pasar Filipina dan Vietnam. HPM akan memulai ekspor secara utuh (Completely Built Up/CBU) untuk All New Honda Brio mulai pertengahan tahun ini. Sebelumnya, produk HPM yang diekspor secara utuh adalah Honda Freed dari tahun 2011 hingga 2014.

Airlangga menambahkan pemerintah telah menyiapkan beragam insentif untuk mengembangkan industri otomotif Tanah Air. Di antaranya, tax holiday, tax allowance, Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTB), dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

“Dalam waktu dekat pemerintah juga akan mengeluarkan insentif potongan 200% dari penhasilan kena pajak untuk perusahaan yang melakukan kegiatan vokasi. Serta sedang dibahas pemberian super tax deduction untuk industri yang melakukan kegiatan Researh & Development hingga 300%,” ungkap Airlangga.

Selain itu, pemerintah juga mengajak manufaktur otomotif dalam negeri untuk merealisasikan program kendaraan Low Carbon Emmision Vehicle (LCEV). Lewat program ini diharapkan pada tahun 2025, kendaraan berbasis energi listrik bisa mencapai 20%. “Semakin rendah emisi yang dihasilkan, insentif yang diberikan pun akan semakin tinggi,” tegasnya

    Related