Deretan Strategi Pemasaran Ini Blunder di Pasaran

marketeers article

Kreativitas menjadi poin mendasar yang harus dimiliki para pemasar. Tak jarang, pemasar harus mampu bertindak out of the box untuk stand out di antara kompetitor lain. Sayangnya, strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan tak selalu tepat. Alih-alih ingin menarik hati para target market, komunikasi pemasaran yang blunder justru dapat menjauhkan target market dari brand.

Berikut ini Marketeers merangkum sejumlah strategi komunikasi pemasaran yang sempat blunder dan menimbulkan perdebatan. Apa saja?

Gillete “We Believe: The Best Men Can Be”

Blunder dalam konten pemasaran bisa terjadi pada brand apapun, tak terkecuali brand yang bernaung di bawah nama besar sekelas Procter & Gamble (P&G).

Januari lalu, Gillete yang bernaung di bawah P&G meluncurkan kampanye terbaru mereka, We Believe: The Best a Man Can Be. Kampanye ini diunggah melalui saluran resmi YouTube Gillete global dan sejauh ini telah ditonton sebanyak 29.847.579 kali.

Sumber: YouTube/Gillete

Gambaran awal video ini dimulai dengan menampilkan banyak sosok laki-laki yang penuh dengan masalah, mulai dari perilaku bullying yang mereka lakukan, pelecehan seksual, dan berbagai hal negatif lain. Meski akhir video ini menunjukkan ajakan bagi kaum adam untuk melakukan perubahan dan menjadi sosok terbaik dari laki-laki, sayangnya iklan ini justru menuai blunder.

Sumber: YouTube/Gillete

Komentar-komentar negatif bertebaran diunggahan video tersebut. Bahkan, Forbes menulis, komentar negatif diunggahan mendominasi dengan perbandingan selisih 10 berbanding satu. Iklan ini dianggap penuh dengan stereotip, baik merujuk pada sosok laki-laki maupun perempuan.

H&M

Persoalan blunder turut menimpa brand fesyen, H&M. Tahun lalu, brand ini meluncurkan konten pemasaran dengan foto seorang anak berkulit hitam yang menggunakan hoodie bertuliskan “coolest monkey in the jungle”. Sementara foto lain yang menampilkan seorang anak berkulit putih dengan warna hoodie berbeda tampil dengan hoodie bertuliskan “survival expert”.

Sontak, konten pemasaran yang diunggah di situs resmi H&M seketika mendapat kecaman. Bahkan, kecaman itu datang dari The Weeknd, penyanyi yang sempat merilis beberapa lini produk bersama H&M.

Heineken “Sometimes, lighter is better”

Iklan berdurasi 30 detik dari Heineken menggambarkan seorang pelayan bar yang nampak tertarik melihat seorang perempuan berkulit putih. Ia kemudian menggeser sebotol beer Heineken ke arah perempuan itu, dan melewati tiga orang kulit hitam lain. Ketika beer itu sampai di tangah perempuan berkulit putih, seketika tag line tampil dalam iklan tersebut, bertuliskan “sometimes, lighter is better.” Iklan ini pun menjadi blunder dan menuai kecaman dari berbagai pihak lantaran dianggap racist.

Ford India

Iklan berbau seksual yang diluncurkan Ford India pada pertengahan 2013 sempat menuai protes. Iklan ini menampilkan gambar kartun dari mantan Perdana Menteri Italia yang terlibat dalam skandal seks, Silvio Berlusconi bersama tiga orang perempuan yang nampak berjuang melawan ikatan mereka, sementara Silvio tampak tersenyum lebar seakan menggambarkan kemenangan.

Tak hanya itu, gambar lain turut menampilkan suasana serupa, hanya saja dengan tokoh yang berbeda. Di iklan Ford India lain, Paris Hilton tampak berada di posisi yang sama dengan Silvio Berlusconi, dan Kim Kardashian bersama kedua saudara perempuan mereka diikat di bagasi mobil Ford.

Iklan ini seketika menuai protes dan kontroversi. Pasalnya, iklan ini diunggah ke publik di India saat negara tersebut tengah dalam krisis kekerasan seksual terhadap perempuan. Blunder iklan ini mendorong Ford India untuk memecat staf agen iklan yang membuat konten ofensif tersebut, dan mengajukan permintaan maaf kepada publik.

Editor: Sigit Kurniawan

Related