Di Balik Kunjungan Diplomat Uni Eropa ke Makassar

marketeers article

Delegasi Uni Eropa dan perwakilan sembilan negara anggota Uni Eropa melakukan kunjungan resmi selama dua hari di Makassar (4-5 Juli 2019). Tidak hanya untuk mempromosikan Eropa, kunjungan ini memperkuat hubungan dengan para pemangku kepentingan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar.

Diskusi bersama pemerintah daerah setempat membahas mengenai kerjasama di bidang ekonomi; investasi dan perdagangan; pendidikan; hingga sosial budaya. Secara khusus, Delegasi juga membicarakan soal perencanaan dan pembangunan kota yang didukung oleh program kerjasama Uni Eropa di kawasan ini.

“Pembangunan yang begitu pesat menjadikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu provinsi paling maju dan paling dinamis, dengan ibukota Makassar sebagai pusat berbagai kegiatan dan pintu gerbang utama bagi kawasan timur Indonesia. Melalui berbagai instrumen kerjasama, Uni Eropa bersama-sama Negara Anggotanya, telah lama menjadi mitra bagi Provinsi Sulawesi Selatan di berbagai hal. Ini sesuai komitmen bersama terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional dan global yang berkelanjutan,” ujar Charles-Michel Geurts, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia di Makassar, dalam keterangan persnya, (05/07/2019).

Melalui pertemuan ini, para diplomat Uni Eropa memperoleh gambaran mengenai perkembangan politik, sosial dan ekonomi di Sulawesi Selatan, serta informasi seputar inisiatif-inisiatif pembangunan di Kota Makassar. Para diplomat Uni Eropa juga mengunjungi Pelabuhan Indonesia (PELINDO) IV untuk bertemu dengan para pejabat pelabuhan serta Kamar Dagang dan Industri Provinsi Sulawesi Selatan. Sekaligus, menyaksikan jalur masuk dan keluarnya barang-barang konsumen dari dan ke negara-negara Eropa.

Hal ini terkait erat dengan kesempatan dagang dan investasi yang akan dibuka melalui kerangka Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Uni Eropa-Indonesia (EU-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) yang saat ini sedang dalam pembicaraan.

Di samping itu, para diplomat Uni Eropa berkesempatan untuk bertukar pandangan dengan kelompok masyarakat sipil dan lembaga non-profit, seputar isu-isu sosial termasuk hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, inklusivitas bagi penyandang disabilitas, kesetaraan gender, perlindungan hak anak, hingga masalah pelestarian lingkungan dan antisipasi perubahan iklim.

Sebagai bagian dari diplomasinya terhadap pemuda, para diplomat Uni Eropa secara khusus melakukan diskusi interaktif dengan mahasiswa Universitas Hasanuddin dan mempromosikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi melalui beragam program yang disediakan oleh Uni Eropa maupun negara-negara anggotanya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related