Di Balik Kucuran Dana P&G Saat Industri Melemah

marketeers article

Pertumbuhan produk Fast Moving Consumer Good (FMCG) mengalami perlambatan pada tahun lalu. Data Nielsen per September 2017 menunjukkan,  pergerakan pertumbuhan FMCG melambat di kisaran 2,7%. Dalam situasi ini, Procter & Gamble (P&G) justru mengucurkan ratusan juta dolar ke Indonesia. Apa yang memotori P&G melakukan hal ini? Dan berapa besar dana yang mereka kucurkan?

Perusahaan penyedia kebutuhan dan perawatan personal rumah tangga, P&G memperkuat bisnis mereka di Indonesia. Hal ini terlihat dari kesediaan P&G mengucurkan dana mencapai US$ 100 juta untuk membangun pabrik berkelas internasional di daerah Karawang, awal Desember lalu.

Vice Chairman and Advisor to the Chairman and CEO P&G Dimitri Panayotopoulos mengatakan, ini merupakan dana tambahan yang dikucurkan P&G setelah sebelumnya menggelontorkan US$ 100 juta selama periode tahun 2011-2013.

“Dalam tiga tahun ke depan, kami berencana membangun pabrik kelas dunia yang akan memproduksi beberapa kategori produk, seperti popok untuk brand Pampers kami. Untuk itu, kami mencoba menambah investasi kami di Indonesia dengan membangun pabrik baru,” ungkap Dimitri.

Lebih dari itu, Bert Wouters, President Director P&G Indonesia menambahkan, hal ini dilakukan P&G guna memperluas portofolio produk mereka dalam memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia.

Berani Ambil Risiko

Kebijakan P&G terbilang cukup berani. Pasalnya, Nielsen melaporkan FMCG Indonesia di 2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan tahun 2016, pertumbuhan FMCG pada tahun 2017 turun hingga 7,7%. Bila dibandingkan dengan tahun 2014 menurun hingga 10,5%, dan mencapai 11,5% jika dibandingkan dengan tahun 2015.

Terkait dengan latarbelakang kebijakan ini, Dimitri mengatakan P&G termotivasi  akan potensi perkembangan pasar kelas menengah di Indonesia. Menurut Dimitri, peningkatan pendapatan per kapita pada penghasilan dan penghasilan pribadi akan terus terjadi. Hal ini akan mendorong pergerakan masyarakat Indonesia ke kelas sosial yang lebih tinggi.

“Jutaan orang Indonesia akan bergerak ke kelas menengah setiap tahunnya, dan produk FMCG yang meliputi bahan makanan, obat-obatan, perlengkapan mandi dan produk perawatan rumah tangga, termasuk perawatan bayi, merupakan salah satu barang utama yang membuat mereka menghabiskan uang yang lebih banyak,” ungkap Dimitri.

Pemerintah memang tengah menargetkan jumlah penduduk kelas menengah Indonesia tembus hingga 200 juta penduduk dari proyeksi 360 juta jiwa pada tahun 2045. Sejauh ini, jumlah kelas menengah di Indonesia berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional telah mencapai kisaran 40 juta jiwa dari 260 juta jiwa jumlah penduduk Indonesia.

“Indonesia mengalami pertumbuhan yang cepat dan kami percaya ini adalah waktu yang tepat untuk P&G dalam meningkatkan investasi kami di Indonesia. Indonesia adalah negara dengan pasar yang besar, dan investasi ini merupakan kesaksian sebagai komitmen jangka panjang kami kepada negeri ini,” terang Dimitri.

Editor: Sigit Kurniawan

Related