Disuntik Rp 26 Miliar, Travelio Perluas Jangkauan Pemasaran

marketeers article

Bisnis perjalanan dan pariwisata tengah berkembang di Tanah Air. Hal itu pula yang menuntut perusahaan travel untuk meningkatkan penetrasinya di Tanah Air. Seperti yang terjadi pada Travelio.com, situs pemesanan akomodasi asal Indonesia yang merupakan entitas anak dari perusahaan konstruksi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Travelio berhasil memperoleh dana sebesar US$ 2 juta untuk menambah permodalan mereka. Pendanaan Pra-Seri A ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura asal Shanghai, Gobi Partners.

Startup berusia 17 bulan ini didirikan oleh Hendry Rusli, Christina Suriadjaja, Furia Agustinus dan Christie Tjng. Travelio.com menyediakan berbagai macam pilihan akomodasi dari jenis properti pribadi (villa, rumah, dan apartemen) yang disesuaikan dengan selera dan bujet pelanggan.

Sebagai marketplace akomodasi, Travelio bekerjasama dengan jaringan properti global/lokal sebagai perantara atau lewat skema kerja sama langsung.

Per Agustus 2016, situs penyewaan akomodasi ini memiliki database sebanyak 12.000 properti yang tersebar di wilayah Asia Pasifik dan Oseania.

Adanya penambahan modal ini membuat Travelio berencana melakukan ekspansi. Di antaranya dengan menambah jumlah properti di Indonesia dan luar negeri, menambah jumlah tim, serta memperluas cakupan pemasaran.

Untuk membantu rencana ekspansi tersebut, Travelio telah mengumpulkan konsorsium strategis yang terdiri dari perusahaan permodalan, perusahaan besar, dan investor perseorangan, termasuk oleh induk usahanya yaitu PT Surya Semesta Internusa Tbk.

Selain itu, ada pula perusahaan permodalan asal Singapura Anthill Ventures; salah satu senior manajemen di Kuok Group Malaysia; mitra dari Proxima Ventures asal Tiongkok Zhenzhen Sun, dan CEO Majalah Travel+Leisure Tian Gu.

Hendry Rusli mengatakan, pendanaan dari Gobi Partners akan membantu perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Dukungan dari tokoh perhotelan yang mempunyai relasi dengan brand besar seperti Shangri La, Banyan Tree, dan Melia juga menguntungkan kami dari sisi networking, supply, SOP yang kuat, dan praktik terbaik di dunia perhotelan,” ujarnya.

Di lain pihak, Kay Mok Ku dari Gobi Partners menuturkan bahwa Travelio menawarkan kombinasi unik antara Priceline dengan model negosiasinya dan perusahaan Tujia dengan akomodasi non-hotelnya.

Kay percaya bahwa model bisnis tersebut bakal berhasil sukses di pasaran, lantaran menggabungkan dua tren bisnis yang sedang berkembang saat ini.

“Yaitu antara gamifikasi saat berinteraksi dengan konsumen dan sharing-economy, ketika penyewaan akomodasi berhasil mengubah apartemen seseorang menjadi hotel berstandar,” tutupnya.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related