Dua Unit Pendidikan Vokasi Baru Hadir di Jawa Tengah

marketeers article
13821327 closup of textile factory work process

Dua unit pendidikan vokasi hadir di wilayah Jawa Tengah. Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tesktil di Solo serta Politeknik Industri Furnitur hadir di kawasan industri Kendal. Langkah strategis ini dilakukan guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) kompeten sesuai dengan kebutuhan sektor manufaktur yang potensial di Jateng.

Upaya ini dilakukan guna memacu industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global. “Apalagi Jawa Tengah memiliki sektor-sektor manufaktur andalan untuk menopang pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Demak, Jawa Tengah.

Dalam dua tahun terakhir, pemerintah telah menginvestasikan Rp150 miliar untuk membangun fasilitas pendidikan dan teaching factory di Akom Solo dan sudah diresmikan bersama Menteri Singapura untuk Politeknik di Kendal dengan investasi Rp125 miliar.

Sepanjang 2018, ekspor TPT nasional diproyeksi mencapai US$13,28 miliar atau naik 5,6% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Industri TPT juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang atau 21,2% dari total tenaga kerja di sektor manufaktur.

Airlangga meyakini, adanya perang dagang Amerika Serikat dan China, membuka peluang bagi sektor manufaktur di Indonesia. Contohnya, industri TPT di Jateng dapat meningkatkan kapasitas produksinya guna mengisi pasar ke dua negara tersebut.

“Apalagi Indonesia juga akan tanda tangan CEPA dengan Australia di bulan Maret, sehingga dengan demikian potensi ekspor Indonesia untuk produk tekstil, pakaian, dan alas kaki akan semakin tinggi. Sebab, sebelumnya kita dikenakanbea masuk 20%. Kalau nanti sudah jadi nolpersen, maka lapangan kerja pun akan ikut terbuka seiring pertumbuhan industri terkait,” paparnya.

Di samping itu, potensi sektor lainnya di Jateng adalah industri furnitur. Kemenperin mencatat pada Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan produk furnitur nasional surplus sebesar US$99,1 juta, dengan nilai ekspor menembus hingga US$1,4 miliar. Capaian ini mengalami kenaikan 4,83% dari periode yang sama di tahun 2017.

Provinsi Jateng merupakan salah satu basis industri furnitur yang mampu menyumbang hingga 57% dari total ekspor furnitur nasional. “Dengan target peningkatan ekspor nasional mencapai US$5 miliar, diperkirakan kebutuhan tenaga kerja furnitur khususnya di Jawa Tengah meningkat sebanyak 101.346 orang dalam dua tahun ke depan,” sebut Menperin.

Berdasarkan data World Bank tahun 2017, Indonesia masuk lima besar dunia karena industri mampu menyumbang di atas rata-rata 17 persen terhadap perekonomiannya. Kelima negara itu adalah China (28,8%), Korea Selatan (27%), Jepang (21%), Jerman (20,6%), dan Indonesia (20,5%).

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan apresiasi kepada Kemenperin yang meluncurkan program pendidikan vokasi link and match antara industri dengan SMK serta membangun dua unit pendidikan vokasi di Jateng. Upaya ini dinilai dapat meningkatkan kompetensi SDM di wilayahnya.

“Sudah saatnya kita mengubah kurikulum dengan cepat, karena industri bergerak sangat cepat sekali. Untuk itu, kami berterima kasih kepada Kemenperin. Kami siap untuk menjadi percontohan. Apalagi, para penyandang disabilitas juga dilibatkan,” tuturnya.

Related