Mediatrac, perusahaan big data analytics telah melakukan rebranding dengan mengubah merek menjadi Dattabot. Identitas baru Dattabot menggambarkan nilai tambah perusahan bagi kliennya yaitu sebagai asisten cerdas yang membantu proses penanganan dan pengolahan data.
“Identitas baru ini dengan tepat menggambarkan mesin pintar kami yang mampu mengintegrasikan data yang masif dan bervariasi sekaligus menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi innovatif kelas dunia yang siap berkompetisi di tingkat internasional,” ujar Regi Wahyu, Chief Executive Officer dari Dattabot dalam keterangan resmi, Kamis (8/9/2016).
Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2003 dengan fokus pada bidang media monitoring dan mengusung misi untuk membangun data library terlengkap untuk media massa di Indonesia. Awal berdirinya perusahaan terinspirasi dari upaya pengarsipan media massa Indonesia yang dilakukan oleh Library of Congress di Amerika Serikat. Sementara, di Indonesia belum ada yang melakukan pengarsipan dengan skala dan kualitas yang sama.
Pada tahun 2007, Mediatrac mulai membangun salah satu data library di Indonesia dengan tidak hanya melakukan monitoring terhadap media cetak, namun juga untuk media online dan media sosial serta data geo-demografis. Semakin berkembang, perusahaan ini terdorong bereksperimen dengan teknologi big data untuk mengolah library tersebut.
Pada tahun 2010, kemampuan pengolahan teknologi big data dan data library yang telah dimiliki akhirnya mendorong perusahaan untuk mengalihkan fokus bisnis dari monitoring media menjadi perusahaan consulting berbasis data. Dan, pada tahun 2013 bertransformasi menjadi perusahaan teknologi big data analytics.
Perubahan inilah yang membuat identitas lama sebagai “Mediatrac” tidak lagi menggambarkan bisnis perusahaan secara akurat. Maka, nama Dattabot dipilih karena lebih menggambarkan visi dan bisnis yang kini dijalani perusahaan di bidang data analytics. Perubahan identitas menjadi Dattabot tidak mengubah nama legal perusahaan sebagai PT Mediatrac Sistem Komunikasi.
Editor: Sigit Kurniawan