Ekosistem Terus Terbangun, Pameran Blockchain Indo 2018 Resmi Digelar

marketeers article
Blockchain Indo 2018

Ekosistem blockchain dan fintech di Indonesia terus terbentuk. Sektor ini pun mulai ramai pemain yang saling membesarkan ekosistem ini. Mendukung hal tersebut, Blockchain Indo 2018 sebagai konferensi & pameran internasional mengenai blockchain, fintech, dan aset digital dibuka pada Kamis, (10/4/2018) di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta.

Dihadiri oleh hampir 1.000 orang dari seluruh dunia, di Blockchain Indo 2018 terdapat 30 perusahaan yang berpartisipasi sebagai peserta pameran. Mereka memamerkan berbagai platform Blockchain, teknologi baru, ICO dan bisnis digital yang dipimpin oleh sponsor utama financial.org.

Konferensi ini menghadirkan pembicara dari gabungan keahlian global dari Eropa, Amerika dan Asia termasuk dari Indonesia yang membahas tentang teknologi, aspek regulasi dari Blockchain, keuangan Islam, ICO, teknologi baru dan aset digital.

Acara ini diselenggarakan bersama oleh Cryptoevent dan Amana Capital Group Limited serta kemitraan lokal dengan Asosiasi Digital Enterprise Indonesia (ADEI) dan Global Citra Media.

“Diharapkan dengan adanya event ini, teknologi dan pelaku industri bc dunia datang dan sharing dan edukasi serta menangkan peluang,” ujar Abas A. Jalil, CEO Amana Capital Group di Kempinski Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Di ajang ini, Bari Arijono, pendiri dan CEO Digital Enterprise Indonesia (DEI) mengatakan bahwa revolusi digital di Indonesia baru pada tahap awal. Banyak sektor industri yang mulai meluncurkan program transformasi digital, belum lagi industri keuangan yang sedang menjajaki kolaborasi dengan fintech.

“Kehadiran Blockchain masih pada tahap awal di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi digital diperkirakan bernilai US$ 130 miliar pada tahun 2020. Akankah Blockchain dapat mengubah gaya hidup orang Indonesia? Jika Anda melihat apa yang telah diterapkan di negara lain, jawabannya sangat terlihat,” ucap Bari Arijono.

Menurutnya, Pemerintah Indonesia harus siap untuk membuat peraturan baru mengenai perkembangan teknologi digital ini, seperti bagaimana mata uang digital di masa depan dapat merespon tantangan ekonomi yang semakin berat.

“Banyak yang bisa didukung oleh teknologi ini. Dua industri yang paling memungkinkan untuk menerapkan blockchain di Indonesia adalah perbankan dan logistik,” tutup Bari.

Related