Ekspor dan EV Jadi Fokus TMMIN di Industri Otomotif Nasional

marketeers article
Kegiatan ekspor kendaraan Toyota (Foto: TMMIN)

Ekspor kendaraan dan elektrifikasi menjadi fokus PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam menjalankan bisnisnya tahun ini. Perusahaan melihat, situasi perekonomian global di tahun 2023 yang diprediksi melambat, menjadi tantangan bagi kinerja ekspor kendaraan dalam negeri.

Di sisi lain, Pemerintah juga terus menggencarkan strategi diversifikasi negara tujuan ekspor untuk tetap mempertahankan kontribusi ekspor nasional yang selama ini berperan dalam pemulihan ekonomi Indonesia.

Hal ini selaras dengan upaya yang dilaksanakan oleh TMMIN tahun lalu. Perusahaan melaporkan berhasil membuka pasar ekspor kendaraan Toyota Indonesia ke Australia dan tahun ini akan menambah negara tujuan ekspor ke kawasan Afrika.

Sepanjang tahun 2022, Toyota Indonesia mencatatkan rekor pertumbuhan baru untuk performa ekspor kendaraan Toyota sebesar hampir 297 ribu unit. Pencapaian ini naik 58% dibandingkan dengan kinerja ekspor tahun 2021.

Untuk tipe kendaraan, ekspor Toyota Indonesia didominasi tipe kendaraan SUV dengan total 149,2 ribu unit kendaraan, tipe MPV 101 ribu unit, dan tipe sedan, hatchback, serta LCGC sebanyak 46,8 ribu unit kendaraan.

BACA JUGA: Tahun 2022, Toyota Indonesia Ekspor 297 Ribu Mobil ke 80 Negara

Selain harus mempertahankan tren pertumbuhan ekspor yang positif, industri otomotif nasional juga memasuki transformasi kendaraan dengan teknologi elektrifikasi.

Transformasi ini meliputi pengembangan industri lokal untuk komponen kendaraan, penguatan kemampuan SDM nasional yang menyeluruh di industri otomotif meliputi rantai pasok dan seluruh stakeholder, serta penyelarasan roadmap industri dengan roadmap bauran energi nasional dan roadmap emisi Indonesia.

“Peta jalan pengembangan kendaraan elektrifikasi Toyota di Indonesia memiliki tujuan yang sama, yaitu mengurangi karbon untuk masa depan yang lebih hijau,” ujar Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam laporannya.

Untuk mencapai misi tersebut, belum lama ini TMMIN bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) ahli tersertifikasi di bidang elektrifikasi. Kerja sama itu dituangkan dalam ‘Manufacturing Practice Development Program’ (MPDP).

Kerja sama ini sejalan dengan  misi Pertamina. Perusahaan sedang bersiap menghadapi transformasi bisnis energi yang mengarah ke energi hijau sehingga program kerja sama dengan Toyota Indonesia ini dirasa sangat diperlukan dalam hal pertukaran ilmu.

BACA JUGA: Rekomendasi Pertamina Soal Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik

Pelaksanaan program tersebut juga menjadi fondasi dalam menyongsong era Connected-Autonomous-Sharing-Electric (CASE). Dan, anak bangsa yang kompeten dan berdaya saing global menjadi elemen penting dari CASE, yaitu mobilitas yang terkoneksi dengan masa depan elektrifikasi.

“Partisipasi kami dalam mendukung target Pemerintah untuk dekarbonisasi kami wujudkan melalui realisasi dan komitmen dengan membangun ekosistem elektrifikasi yang meliputi eskalasi kemampuan SDM dalam negeri, investasi pengembangan manufaktur otomotif, hingga menyediakan ragam teknologi elektrifikasi yang lengkap sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia dan permintaan pasar global,” tutup Bob Azam.

Related