Empat Potensi ASEAN Sebagai The Next Economic Boom

marketeers article

Sudah lima puluh tahun berdiri, ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations memiliki segudang potensi yang bisa dieksplorasi sebagai suatu kekuatan ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang relatif stabil, serta daya beli masyarakat yang meningkat, membuat ASEAN berkembang sebagai pasar terbesar keempat di dunia, setelah Uni Eropa, Amerika Serikat, dan China.

Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. memberikan empat potensi ASEAN di mata dunia saat berbicara dalam The 3rd ASEAN Marketing Summit 2017 di Raffles Hotel Jakarta, Kamis, (9/7/2017)

1. Big & Grow

Berlokasi di jantung Asia Pasifik dan terletak di jalur perdagangan utama, ASEAN setidaknya telah menyumbang US$ 5,3 miliar perdagangan dunia melalui jalur laut setiap tahunnya. ASEAN menjadi mitra perdagangan terbesar ketiga Amerika Serikat, dan menjadi destinasi investasi Asia terbesar bagi negeri Paman Sam itu.

ASEAN juga menjadi kawasan tujuan investasi Eropa dengan pertumbuhan mencapai 24,3%. J.P Morgan memprediksi bahwa ASEAN menjadi pasar terbesar keempat di dunia, setelah Uni Eropa, Amerika Serikat, dan China pada tahun 2030, didukung oleh bertumbuhnya tenaga kerja terampil, lokasi geografis yang menarik, serta banyaknya sumber daya alam yang belum tergali.

Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPus, Inc. mengungkapkan tujuan ASEAN adalah menjadi single market untuk produksi, pertukaran barang/jasa, dan tenaga kerja. Maka itu, integrasi ASEAN menjadi kunci akselerasi pertumbuhan kawasan ini.

“Saya melihat hampir semua negara ASEAN mengalami pertumbuhan ekonomi, khususnya Vietnam, Indonesia, Phillippine atau kita sebut V.I.P. Begitu pun dengan negara lain seperti Myanmar dan Kamboja,” papar dia dalam pembukaan The 3rd ASEAN Marketing Summit: New Opportunities from the East, di Raffles Hotel Ballroom, Kamis, (7/9/2017).

Pertumbuhan ekonomi ASEAN juga menunjukkan sinyal positif apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global. Rata-rata ekonomi ASEAN tumbuh 5% selama 15 tahun terakhir, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global yang sebesar 3,9%.

Dengan jumlah populasi yang mencapai 633 juta jiwa, ASEAN juga menjadi market potensial bagi mitra perdagangan luar negeri, seperti Australia, India, China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

2. Peaceful Region

Dibandingkan dengan kesatuan negara-negara lainnya seperti Uni Eropa, ASEAN terhitung relatif lebih aman dari isu politik, keamanan, dan stabiltas ekonomi. Uni Eropa mengalami perpecahan setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa lewat Brexit.

Dampak referendum Inggris keluar dari Eropa memang dirasakan oleh negara-negara Benua Biru itu. Inggris diduga akan menutup kantor-kantor perbankannya di negara Eropa, dan memindahkannya ke negara non-Uni Eropa. Pertumbuhan ekonomi Eropa pun menurun.

Gerakan ekstrimis teroris ISIS memang mengancam dunia, termasuk Asia Tenggara, khsusunya Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Sejak tahun 2016, Indonesia termasuk negara di Asia Tenggara yang paling banyak mendapat serangan teroris. Sebanyak lebih dari 160 serangan pernah terjadi di negeri ini.

Karena itu, dalam ASEAN Political-Security Community (APSC) Council Meeting yang dilakukan setiap tahunnya, negara-negara ASEAN sedang berjuang meningkatkan kemampuan deteksi terorisme dan mempersempit ruang gerak terorisme.

3. Unity in Diversity

Meski ASEAN memiliki ragam bahasa yang berbeda-beda, ASEAN menyimpan semangat University in Diversity. ASEAN cukup aktif menggelar program kepemudaan yang menyatukan pemuda-pemudi ASEAN. Misalnya, ajang Duta ASEAN dan SSEAYP (The Ship for Southeast Asian & Japanese Youth Program) atau Program Kapal Pemuda ASEAN & Jepang.

Program yang diinisiasi oleh Pemerintah Jepang itu bertujuan untuk menciptakan mutual understanding dan mempererat pertemanan antara Jepang dengan negara anggota ASEAN. Program ini telah berjalan ke-44 kali dan melibatkan lebih dari 300 pemuda ASEAN. Mereka melakukan berbagai program di dalam kapal pesiar Nippon Maru selama 52 hari.

4. Hub for Plus

ASEAN tidak hanya bermanfaat bagi para anggotanya saja. Lokasinya yang strategis membuat ASEAN menjadi hub atau penghubung ke berbagai kawasan, seperti China, Australia, India, dan juga Selandia Baru. Sebagai hub, perusahaan yang ekspansi ke Asia Tenggara, dapat berpeluang memperlebar ekspansi ke kawasan lain.

Salah satu misi itu tertuang dalam ASEAN Plus Three (APT) yang dimulai pada Desember 1997 dengan menggandeng China, Jepang, dan Korea Selatan. Dalam APT, ASEAN ingin memperbesar cakupan pasar di kawasan, sekaligus melakukan kerja sama bilateral di antara berbagai pihak tersebut.

ASEAN juga telah meneken kerja sama dengan Korea Selatan melalui Persetujuan Third Protocol to Amend Trade in Goods ASEAN-Korea FTA (AKFTA) yang telah ditandatangani pada tahun 2015 lalu. Kerja sama itu membahas kemungkinan target volume perdagangan US$ 200 miliar volume antara ASEAN dan Korea pada tahun 2020.

Sementara itu, kerja sama pun terjalin antara ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA), dengan total nilai perdagangan mencapai US$ 60,3 miliar atau 2,6% dari total perdagangan ASEAN.

Related