Google baru saja mengumumkan bahwa momentum YouTube di Indonesia terus melaju dengan bertambahnya jumlah jam konten yang diunggah dari Indonesia mencapai lebih dari dua kali lipat dari pada tahun lalu. Selain itu, pada tahun 2018, jumlah peraih status Gold Button bertambah sebanyak 10 kanal. Dengan demikian, kanal yang subscriber-nya lebih dari satu juta sekarang menjadi 38 kanal. Pertumbuhan ini terbilang cepat, pasalnya hanya dua kanal yang meraih Gold Button pada tahun 2016.
Selain itu, brand dan juga para kreator menyadari bahwa YouTube adalah kanvas yang luas untuk menyampaikan cerita dengan kreatif dan bahwa mereka harus berusaha keras untuk menarik perhatian pemirsanya. YouTube Indonesia juga baru saja merilis 10 iklan terpopuler yang mampu menyedot perhatian pemirsa – sebagai kombinasi antara popularitas dan promosi.
Apa yang bisa dipelajari dari iklan-iklan dengan popularitas tinggi tersebut? Veronica Utami, Head of Marketing, Google Indonesia merekomendasikan empat langkah. Pertama, sampaikan cerita secara bertahap dalam beberapa bagian. Brand-brand Indonesia ternyata mampu menyampaikan cerita dengan baik, contohnya Smartfren, Tropicana Slim dan PocariID yang semuanya memilih membuat seri video yang banyak diminati.
Kedua, Lokal and seasonal. Brand yang menunjukkan bahwa mereka memahami kehidupan sehari-hari pelanggannya cenderung akan lebih berhasil menjalin hubungan dengan pemirsa. Brand seperti SHOPEE dan ULI -1001 Inspirasi menyadari hal ini dengan membuat iklan yang memanfaatkan momen Tahun Baru Imlek dan Ramadan.
Ketiga, gunakan sosok yang terkenal (dan tepat). Menggunakan selebriti untuk menjual produk adalah ide yang sudah lama dipakai, namun di YouTube Anda perlu memilih sosok yang tepat, termasuk kreator lokal yang sudah dikenal. Bukalapak, GO-JEK dan Vivo Indonesia menggunakan strategi ini.
Keempat, eksperimen dengan durasi. Dengan durasi iklan yang beragam, dari iklan 30 detik SHOPEE Indonesia hingga iklan 12 menit Tropicana Slim, ada berbagai macam durasi dan gaya iklan yang masuk di daftar ini. Brand bisa bereksperimen untuk menemukan gaya yang tepat bagi pesan mereka, daripada cuma menjejalkan pesan mereka ke dalam slot yang ada.
“Kami melihat adanya pertumbuhan jumlah kreator yang pesat di Indonesia. Orang Indonesia tidak hanya melihat konten internasional di YouTube, namun mereka begitu bangga dengan kreator lokal yang mampu berinteraksi dengan mereka dalam bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan mereka,” ujar Veronica dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/5/2018).
Veronika menambahkan, para marketeer telah menyadari hal ini dan memanfaatkan talenta lokal untuk menyampaikan pesan mereka kepada masyarakat, baik di perkotaan maupun di luar perkotaan.