Era Fit-Tech Startup Datang, East Ventures Suntik Dana ke The Fit Company

marketeers article

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di Asia yang terus berkembang. Tidak saja di ekonomi konvensional, tapi juga di ekonomi digital Indonesia menjadi basis pasar dari banyak unicorn. Bahkan, tidak ada unicorn di Asia yang tidak menjadikan Indonesia sebagai pasar.

Di saat bersamaan, mayoritas penduduk Indonesia atau sekitar 60% adalah orang dengan usia produktif di bawah 30 tahun. Seiiring dengan itu jumlah kelas menengah di negara ini juga terus meningkat. Para kelas menengah ini sudah tidak lagi bicara bagaimana memenuhi kebutuhan pokok, sebaliknya mereka ingin memenuhi sisi lifestyle.

Saat ini, salah satu gaya hidup yang sedang tren adalah hidup lebih sehat. Mendorong lahirnya beragam produk dan jasa yang menopang hidup sehat. Bahkan, lebih dari itu memberikan sebuah wellness ecosystem, seperti The Fit Company.

Wellness sendiri merupakan sebuah sebutan untuk gaya hidup yang lebih dari sekadar sehat, tapi bagaimana hidup yang harmonis dan bebas stress.  Tren wellness sudah mengglobal dan memiliki nilai pasar yang menggiurkan. Menurut Global Wellness Institution nilai pasar wellness mencapai USD 4,2 triliun. Pasar ini terbagi dalam beberapa sektor, di antaranya wellness tourism, sebagai contoh adalah Ubud, Bali yang menjadi pilihan orang ketika ingin meditasi.  

Kemudian, ada sektor fitness & mind body yang angka pasar di tingkat global mencapai USD 495 miliar. Selain dua sektor tersebut masih ada sektor-sektor lain yang masuk dalam wellness. “Di Indonesia sendiri, pasarnya memang belum ada angka pasti, tapi sudah pasti terus meningkat dari tahun ke tahun,” kata Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures, saat konferensi pers terkait pengucuran dana dari East Ventures ke The Fit Company, hari ini (29/01/2019).

The Fit Company adalah sebuah grup usaha yang menyediakan wellness ecosystem. The Fit Company memiliki 5 lini bisnis yang terdiri dari Kredoaum (Fitness tech distributor), 20Fit (MicroGym), Fitstop (Gym), Fit Lokal (makanan sehat), dan juga Fitmee (Mie Instan sehat terbuat dari konyaku jelly). Perjalanan mereka telah dimulai sejak tahun 2014 oleh Jeff Budiman, Prianka Bukit, dan Bambang Bukit pada saat mereka mendirikan Kredoaum dan 20Fit.

Saat itu, mimpi mereka adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan latihan olahraga yang efisien dengan metode khusus bagi kaum urban. Itulah mengapa kehadiran 20Fit dengan mesin Electro Muscle Stimulation (EMS) disambut positif oleh konsumen karena mampu memotong waktu olahraga menjadi hanya 20 menit saja, namun tetap memberi hasil seperti berolahraga 3 jam di gym konvensional. Hingga hari ini, 20Fit telah memiliki 16 studio yang tersebar di berbagai area di Jabodetabek

“Awalnya, kami adalah perusahaan yang bergerak sendiri-sendiri.  Setelah sekian lama melakukan berbagai inovasi produk dan bisnis, kami sadar telah memiliki hampir seluruh aspek yang membentuk Wellness Economy.  Sampai akhirnya, kami memutuskan untuk bergabung dan menjadikan The Fit Company sebagai induk usaha,” kata Jeff Budiman, CEO dari The Fit Company hari ini.

Ia menambahkan bahwa The Fit Company memanfaatkan teknologi sebagai enabler yang menghubungkan pengguna ke setiap elemen gaya hidup sehat, serta memberi panduan dan memenuhi kebutuhan mereka akan gaya hidup sehat. Inilah yang menjadi daya tarik East Ventures, sebagai venture capital (VC), untuk menyuntikkan dana ke grup ini.

Berapa jumlahnya? Jeff mengatakan bahwa kesepakatan pendanaan ini angkanya tidak bisa dipublikasikan. Namun, ia menegaskan bahwa suntikan ini akan digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi terintegrasi yang mendukung sebuah wellness ecosystem bagi kelas menengah di Indonesia.

“Di era teknologi ini, tidak ada barrier untuk mengembangkan bisnis. Kuncinya adalah value creation dan percepatan. Kami melihat, sekarang ini saatnya fit-tech startup untuk tampil dan menjadi tren di masa mendatang seiiring kesadaran orang pada wellness,” tambah Wilson.

    Related