Eropa dan Tiongkok Berkolaborasi Kembangkan 5G

marketeers article

Korea sudah mengembangkan teknologi 5G. Jepang pun begitu. Kini, Eropa dan Tiongkok kolaborasi mengembangkan jaringan internet generasi kelima tersebut. Seperti dikutip dari Venture Beat, Eropa dan Tiongkok baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka menandatangani sebuah perjanjian untuk mengembangkan jaringan 5G bersama.

“5G akan menjadi tulang punggung perekonomian secara digital dan masyarakat luas di seluruh dunia. Dengan kolaborasi bersama Tiongkok ini, Eropa telah menggaet partner dengan salah satu negara Asia terpenting dalam perlombaan menuju 5G pada tahun 2020 mendatang,” ujar perwakilan dari Eropa Gunther Oettinger dalam pernyataan resminya.

Seperti diketahui, jaringan 5G menjanjikan kecepatan hingga 20 GBPS.  Bandingkan dengan 4G yang “hanya” 1 GB saja. Hanya saja realitas berkata berbeda. Sebagian besar dunia masih menunggu jaringan 4G yang mana hanya 7% saja penduduk di muka bumi menggunakan platform generasi keempat tersebut.

Isu ini terjadi karena permasalahan klasik, infrastruktur. Begitu juga di Eropa. Padahal beberapa tahun lalu Eropa dianggap kiblat teknologi dengan adanya Nokia. Sayang sekali gelar itu bergeser ke Silicon Valley di AS dengan kehadiran Apple dan Google. Eropa juga sempat merajai jikalau berbicara soal kecepatan jaringan internet, yang justru malah tampak tertinggal dibanding negara maju lain.

Sebut saja Korea di mana adopsi 4G di negara mereka mencapai dua per tiganya tahun lalu. Di AS, sudah mencapai 45%, disusul Jepang dengan 42%. Eropa? 10% saja. Dan, angka itu tentu saja menyedihkan.

Tidak heran, Eropa berani mengucurkan dana sebesar US$ 800 juta (sekitar Rp 11 triliun) untuk mendanai riset dan pengembangan 5G. Menilik target mereka untuk mencapai jaringan 5G pada tahun 2020 nanti tentu saja sebuah tugas mahaberat jika melihat sejarah saat ini terhadap jaringan 4G. Tidak hanya soal kesiapan dana, kebijakan pun perlu diterapkan dan itu memakan waktu.

Pertanyaan lain lagi, sudah siapkah para penyedia jaringan atau operator untuk mengembangkan 5G? Itu Eropa, belum lagi Indonesia. Baru pada akhir tahun lalu sampai tahun ini, para operator lokal menggeber jaringan 4G untuk komersial. Hasilnya belum dikatakan baik di mana di titik-titik utama pun jaringan 4G masih tampak amat langka untuk muncul di layar smartphone.

    Related