Bisa dipastikan, hampir semua orang Indonesia menyukai mi instan. Makanan ini digemari oleh semua lapisan, tanpa mengenal golongan, usia, dan jenis kelamin, mie instan. Namun, kesadaran orang bahwa mengonsumsi mi instan dalam jumlah tertentu kurang bagus pada kesehatan pun mulai tumbuh.
Di sisi lain, di kalangan generasi millenial yang sekarang ini mendominasi secara jumlah, menjaga kebugaran sudah menjadi lifestyle. Tidak heran bila tempat-tempat nge-gym dan fasilitas olah raga lain dipenuhi oleh orang muda. Nah, sebagai orang Indonesia, mereka yang mulai atau sedang menjalani hidup sehat ini ternyata tetap tidak bisa meninggalkan kesukaan makan mie instan.
Jadi bagaimana solusinya? Sekarang ini, sudah ada mi instan lokal yang berserat tinggi, namun dengan kalori paling rendah di antara semua merek mi instan yang beredar di pasar. Mie itu adalah FITMee yang merupakan keluaran PT FIT Indonesia Tama.
“Mi ini sangat rendah kalori dan kolesterol dan terbuat dari bahan olahan serat Shirataki kering yang banyak diproduksi di negara ini. Jadi, konsumen yang sedang mengawali pola hidup sehat tidak perlu khawatir mengalami kenaikan berat badan,” kata Bambang Reguna Bukit atau Bams Samson yang merupakan Co-Founder dari FITMee, saat peluncuran hari ini, (09/05/2018).
Selain Bams, ada Jeff Budiman, Christopher Tanuwidjaja, dan Mikhavita Wijaya yang membidani FITMee ini. Bams sendiri juga didapuk sebagai brand ambassador dari mie instan ini. Nama FITMee sendiri memiliki dua makna, yakni “cocok untuk saya” dan “menyehatkan saya”.
Jeff menambahkan bahwa Shirataki yang menjadi bahan baku FITMee adalah sejenis umbi-umbian dari Jepang yang kemudian diolah menjadi Konyaku. Teksturnya kenyal seperti jeli berwarna putih bening dan mengandung air hampir 97%, sisanya berupa serat.
“Kami telah menguji kandungan kalori dari FITMee hasilnya jauh di bawah mi instan yang beredar di pasar. Jadi, tidak perlu khawatir mengenai kesehatan, sesuai tagline kami, yakni #makanmeejanganmeekir,” kata Jeff Budiman, Co-Founder FitMee.
Sekarang ini, ada dua varian dari FITMee, yakni rasa Mi Soto dan Mi Goren Korea. Untuk rasa soto memiliki kalori 60, sedangkan mie gorengnya berkalori 150. Untuk harga, FITMee saat ini dikemas dalam paketan yang dipatok berkisar dari Rp 30 ribu (isi dua bungkus beda rasa). Lalu, untuk Mie Goreng Korea dan Mi Soto dengan isi 6 seharga Rp 85 ribu. Dan, paket isi 24 untuk masing-masing rasa seharga Rp 324 ribu.
Melihat patokan harga tersebut di atas, FitMee memang menyasar segmen lebih tinggi dari mi instan lainnya. Targetnya, adalah orang yang mulai hidup sehat di kisaran usia antara 25 hingga 35 tahun. Dan, cenderung membidik kaum perempuan sebagai target utama, walaupun pria juga tetap digarap.
Distribusi online
Sekarang ini, FITMee hanya dijual secara online di Tokopedia. Di e-commerce unicorn Indonesia ini, FITMee memiliki official store. Mie ini sudah ada di Tokopedia sejak tanggal 2 Mei lalu dan sejauh ini sudah mendapat respon bagus.
“Pemesanan terus meningkat, bahkan ada yang dari Papua. Ada pula yang sudah melakukan repeat order. Kami memiliki kerjasama eklusif di Tokopedia untuk tiga bulan ke depan,” tambah Jeff.
Sementara itu, Christoper Tanuwidjaja, salah satu Co-Founder FITmee menambahkan bahwa nantinya FITMee juga akan masuk ke kanal offline. Tidak hanya itu, mi instan ini bahkan sudah disiapkan untuk masuk ke pasar ekspor.
“Nantinya, kami akan memilih modern ritel yang pas untuk FITMee. Karena secara harga dan target pasar memang berbeda dengan mi instan lainnya,” kata pria yang juga menjalankan bisnis Group Rodamas ini.
Head of Business Official Store Tokopedia Erika Agustine menambahkan bahwa kehadiran FITMee semakin memperkaya produk yang ada Tokopedia. “Kami menyambut baik kerjasama ini, apalagi FITMee adalah produk lokal. Sesuai dengan komitmen kami untuk mendukung pengembangan bisnis kreator lokal,” katanya.