Fitting Room, Platform Pemasok Industri Fesyen Indonesia

marketeers article
61467239 fashion show

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) segera membuat platform penghubung ekosistem bisnis industri fesyen Indonesia Fitting Room. Platform ini akan menghubungkan pemasok bahan baku, desainer, hingga penjahit industri fesyen. Proyek percontohan ini direncanakan Kemenperin akan melalui proses uji coba lebih dulu di Jawa Barat.

“Selain mengintegrasikan supply chain industri fesyen, melalui platform ini juga akan memberikan kemudahan kepada konsumen dalam membeli produk fesyen sesuai dengan ukuran tubuhnya tanpa harus datang kepada penjahit,” kata Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian E. Ratna Utarianingrum di Jakarta, Selasa (11/06/2019).

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, industri tekstil dan produk tesktil (TPT) dalam negeri mampu kompetitif di kancah global karena telah memiliki daya saing tinggi. Hal ini didorong lantaran struktur industrinya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.

“Dengan pertumbuhan ekonomi dan pergeseran permintaan dari pakaian sehari-hari (basic clothing) menjadi pakaian fungsional seperti baju olahraga, industri TPT nasional pun perlu membangun kemampuan produksi dan meningkatkan skala ekonomi agar dapat memenuhi permintaan di pasar domestik maupun ekspor,” tutur Airlangga.

Menilik catatan Kemenperin, Indonesia berhasil mengekspor produk fesyen hingga US$14,29 miliar pada 2018 (naik 7,75%) dari tahun 2017 (US$13,29 miliar). “Hal ini menunjukkan bahwa industri fesyen Indonesia memiliki daya saing komparatif yang cukup tinggi di pasar internasional,” jelas Ratna.

Selain itu, industri fesyen turut mendorong pertumbuhan gemilang di sektor industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan I tahun 2019 dengan catatan posisi tertinggi (18,98%). Kinerja ini melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07% di periode yang sama.

Editor: Sigit Kurniawan

Related