Fokus di Segmen Muda, Penjualan Bata Tumbuh di Kuartal I-2017

marketeers article

Merek sepatu Bata berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan tipis di kuartal I tahun ini. Di periode ini, penjualan Bata mencapai Rp 200 miliar, sedangkan di periode yang sama tahun lalu di angka Rp 198,3 miliar. Sedangkan laba bruto naik dari Rp 81,03 miliar di kuartal I tahun lalu menjadi Rp 88,7 miliar di periode yang sama tahun ini.

Pertumbuhan penjualan ini berkat beragam strategi yang dilakukan Bata belakangan ini. Salah satunya dengan fokus menggarap pasar anak-anak, anak muda, dan perempuan. Untuk menggarap pasar ini, Bata melakukan inovasi konsep outlet-nya yang mereka sebut dengan Zeus & Angela One. Outlet ini menyasar segmen anak muda dan sudah ada 2 outlet.

“Kami akan terus membuka outlet dengan konsep baru dan merenovasi toko-toko yang memiliki potensi pasar bagus. Di sisi lain, kami juga tidak segan untuk menutup toko jika memang sudah tidak bisa dipertahankan,” kata Imran Malik, President Director PT Sepatu Bata, Tbk., di Jakarta (16/06/2017).

Selain itu, Bata juga terus melakukan repositioning merek. Bata tidak ingin lagi dikenal sebagai merek sepatu murah, namun menjadi merek yang berkualitas dengan harga terjangkau. Hal ini dilakukan dengan terus menambah brand-brand baru yang bernaung di bawah Bata, seperti North Star, Naturalizer, Power, Marie Clarie, Weinbrenner, dan lainnya.

Untuk menggenjot penjualan, Bata juga memanfaatkan season-season panen penjualan, sepeti Lebaran, musim masuk sekolah, dan Natal. Khusus untuk Lebaran ini, Bata telah meluncurkan beragam produk baru. Masa-masa ini sangat krusial bagi merek ini lantaran penjualan di masa Lebaran dan masuk sekolah bisa menyumbang 20-30% penjualan Bata selama setahun. “Kami telah menyeleksi dan menyiapkan beragam lini produk Bata agar konsumen bisa berlebaran dengan menyenangkan bersama Bata,” tambah Imran.

Kinerja 2016

Bila dibandingkan tahun lalu, kinerja Bata kurang menggembirakan karena terjadi penurunan pendapatan bersi sekitar 2,8% dibandingkan tahun 2015. Tahun lalu, pendapatan bersih Bata di angka Rp 998 miliar, sedangkan di tahun sebelumnya mencapai Rp 1,02 triliun.

Hal ini menyebabkan penurunan laba bersih di tahun 2016 sebesar 67,7%. Turun dari Rp 129,5 miliar di tahun 2015 menjadi Rp 42,2 miliar di tahun lalu. Sementara itu untuk laba kotor justru mengalami peningkatan 6,07% menjadi Rp 431,5 miliar dari Rp 406,8 miliar pada tahun 2015. “Kenaikan laba kotor ini karena kami menutup beberapa outlet, sehingga biaya operasional berkurang,” tambahnya.

Untuk pengembangan di tahun 2017, Bata telah menyiapkan belanja modal sekitar US$ 26 juta atau sekitar Rp 26 miliar. Modal ini akan digunakan untuk mengembangkan jumlah outlet dan memperkuat penjualan di e-commerce.

    Related