Fujifilm Kembangkan Beragam Lini Bisnis Baru di Indonesia

marketeers article

Apa yang di benak Anda ketika mendengar nama brand Fujifilm? Biasanya yang melintas adalah film  negatif, kamera,  dan teknologi penyetakan foto. Memang itu telah menjadi top of mind di benak konsumen pada brand tersebut. Nah, ternyata bisnis Fujifilm tidak saja terkait dengan dunia gambar dan serba-serbinya, namun ada banyak. Melintasi beragam industri, dari kesehatan hingga kecantikan.

Total ada enam lini bisnis Fujifim di Indonesia. Meliputi electronic imaging, photo imaging, graphic art, medical, industrial product, hingga life science yang di dalamnya terdapat produk kecantikan. Keenam lini bisnis ini sudah berada di bawah kendali PT Fujifilm Indonesia sejak tahun 2016. Sebelumnya, bisnis-bisnis tersebut berada di bawa PT Modern International selama beberapa dekade. Apa tujuan Fujifim mengambil alih bisnis-bisnisnya tersebut?

“Kami akan memaksimalkan kegunaan segmen bisnis perusahaan untuk mencapai perkembangan yang bekelanjutan  serta menjadi pemimpin dalam transisi untuk masyarakat yang lebih baik,” kata Noriyuki Kawakubo, President Director PT Fujifilm Indonesia. hari ini (27/09/2017) di Jakarta.

Kawakubo adalah nahkoda baru di Fujifilm Indonesia yang menggantikan menggantikan Masatsugu Naito sejak Agustus 2017. Di bawah kendali Kawakubo, terlihat bahwa Fujifilm ingin menggenjot pertumbuhan bisnisnya. Tidak main-main, semua lini bisnis ini targetnya dipatok untuk bisa menguasai pangsa pasar di segmennya masing-masing, terutama di lini bisnis baru.

Pemimpin baru di Indonesia ini bergabung dengan Fujifim sejak tahun 2010. Sebelumnya, ia pernah berkecimpung di salah satu brand otomotif asal Jepang. Setelah bergabung dengan perusahaan ini, Kawakubo pernah menduduki berbagai posisi strategis di beragam tingkatan dan berkontribusi dalam pengembangan bisnis alat-alat medikal Fujifilm.

Di Indonesia, ia memiliki target untuk menjadikan bisnis-bisnis baru yang dikembangkan Fujifilm mampu berkontribusi lebih besar dalam pendapatan. Fujifilm membagi bisnisnya dalam dua kelompok besar, yakni traditional business dan new business.

Traditional business mencakup antara lain electronic imaging, photo imaging, graphic art. Sedangkan yang new business, antara lain medical, industrial product, dan  life science. Dilihat dari kontribusi pendapatan, saat ini traditional business masih menjadi penyumbang terbesar.  “Kami optimistis dalam beberapa tahun proporsi antara traditonal business dan new business akan berimbang,” tambah Kawakubo.

Optimisme ini memang nyata lantaran bila melihat pertumbuhan bisnis Fujifilm di Indonesia yang naik signifikan sejak adanya new business.  Bisnis Fujifilm mampu tumbuh dua kali lipat setelah antara tahun 2015 hingga 2016 lini new business masuk ke Indonesia.

Pada tingkat global, postur bisnis Fujifilm pun sudah didominasi oleh new business. Porsi kontribusi bisnis-bisnis baru sudah mencapai 39%, sedangkan bisnis traditional di angka 15% saja. Sisanya disumbang oleh bisnis-bisnis yang bernaung di bawah Fuji Xerox.

Di antara bisnis baru Fujifilm yang sepertinya berkembang pesat adalah life science yang di dalamnya terdapat produk kecantikan, yakni Astalift. Astalift ini adalah kecantikan antiaging yang menyasar para perempuan dengan usia di atas 25 hingga 35 tahun yang sudah punya kesadaran untuk berinvestasi dalam mencegah penuaan.

“Kami akan memaksimalkan kegunaan segmen bisnis perusahaan untuk mencapai perkembangan yang bekelanjutan. Selain itu, ingin berperan lebih besar dalam pembangunan di Indonesia,” Tambah Kawakubo.

Bisnis Tradisional

Meski akan mengejar pertumbuhan pada bisnis-bisnis baru, namun bisnis traditional tetap tidak ditinggalkan. Bahkan, Fujifilm ingin kembali menggaungkan budaya mencetak film di masyarakat Indonesia.

Fujifilm pun gencar memasarkan foto print seperti kamera Instax. Integrasi menjadi kunci bagi Fujifilm dalam mengembangkan bisnis mereka. Fujifilm kemudian menyesuaikan diri dengan menciptakan kamera Instax Digital yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini melalui Instax Square SQ10.

Fujifilm juga telah membuat  Wonder Photo Shop (WPS) sebagai usaha untuk membangun kembali budaya cetak.  Di WPS ini masyarakat dapat merasakan pengalaman mencetak foto yang lebih modern. Gerai pertama WPS ada di Mall Kota Kasablanka. WPS adalah sebuah konsep yang pertama kali dirumuskan di Jepang dan dikembangkan ke berbagai negara.

Tidak hanya menyediakan layanan mencetak foto, photo enlargement, atau photo box, gerai ini juga memberikan layanan crafting photo, quick print service untuk pencetakan dari ponsel, display kamera X-Series, dan Instax terbaru.

    Related