Gabung Dentsu, Dwi Sapta Jadi Agency Global Berjiwa Indonesia

marketeers article

Beberapa waktu lalu, Dwi Sapta Group dan Dentsu Aegis Network melakukan kesepakatan bersama. Dentsu membeli lebih dari separuh dari saham Dwi Sapta.  Aksi korporasi dari dua perusahaan periklanan ini tentunya akan memberikan pengaruh besar bagi industri ini.

Penyatuan ini cukup fenomenal lantaran Dwi Sapta Group adalah full service advertising agency lokal papan atas di Indonesia sedangkan Dentsu Aegis Network telah beroperasi di 145 negara di berbagai belahan dunia. Penggabungan ini akan memperkuat penetrasi, baik di dalam negeri dan ke pasar international. Disebut-sebut merger ini akan menjadi salah satu merger terbesar dalam sejarah industri periklanan Indonesia.

“Banyak dari klien lokal saat ini mengekspor produknya ke luar negeri. Mereka membutuhkan jaringan global untuk lebih mendukung agenda bisnis mereka dan kini saatnya Dwi Sapta Group yang sudah berdiri selama 35 tahun untuk go international,” kata Adji Watono, CEO & Founder Dwi Sapta Group di Jakarta Marketing Week 2017, hari ini (08/05/2017).

Ia menambahkan bergabung dengan Dentsu Aegis Network memungkinkan Dwi sapta untuk belajar mengenai tool-tool internasional dan bersinergi dengan klien untuk mendorong pertumbuhan regional. “Ada penggabungan budaya yang kuat dan kami ingin memulai perjalanan ini bersama-sama.  Ini menjadikan Dwi Sapta sebagai perusahaan periklanan global dengan hati Indonesia,” tambahnya.

Dari 11 perusahaan yang dimiliki Dwi Sapta Group, delapan perusahaan akan bergabung dengan Dentsu Aegis Network. Delapan perusahaan itu terdiri dari dua advertising agency (Dwi Sapta & Main Ad), dua media spesialis agency  (DSP Media & Main Media), satu digital agency (Inexus), satu brand activation agency (BEE Activator), satu Public Relations Agency (Dwi Sapta PR), dan satu research agency (Dwi Sapta Research).

“Saat ini Dwi Sapta Group  menangani sekitar 150 merek pengiklan, dan diantaranya merek-merek ternama di Indonesia yang telah bekerjasama lebih dari satu dekade,” tambah Adji.

    Related