Gaikindo: Dalam Tujuh Tahun Pertumbuhan Industri Mobil Rata-rata 23,4%

marketeers article

Ketua Umum Gaikindo Sudirman MR

Kinerja industri roda empat dalam tujuh tahun terakhir, dari tahun 2006-2003, tumbuh rata-rata 23,4%. Perinciannya, tahun 2006 penjualan mobil 318 ribu, menjadi 433 ribu di 2007 atau tumbuh 35,9%. Tahun 2008 penjualan mobil mencapai 603 ribu atau tumbuh 39,3% dari tahun sebelumnya. Di tahun 2009 menjadi 483 ribu atau turun 19,5%. Namun, di tahun 2010 naik lagi menjadi 764 ribu unit atau tumbuh 51,3%. Sedangkan di tahun 2011 menjadi 864 ribu unit atau naik 19%. 

Selanjutnya, tahun  2012 menjadi  1.116.000 unit atau tumbuh 24%. Dan ini merupakan yang  pertama kali tembus 1 juta unit per tahun. Tahun 2013, menjadi 1.229.000 atau tumbuh 10,2% dibanding tahun sebelumnya. “Tahun ini, periode januari-agustus terjual 830.319 ribu unit atau naik 4,8%, proyeksi 1,2 hingga 1,25 juta unit atau tumbuh sedikit,” kata Sudirman MR, Ketua Umum Gaikindo dalam sambutannya di pembukaan Indonesia International Motors Show 2014, hari ini (18/9).

Sedangkan untuk produksi pada tahun 2013 lebih dari 1,2 juta unit. Proyeksinya pada tahun ini total produksi mencapai 1,4 juta unit.  Sedangkan kapasitas produksi di tahun 2013 mecapai1.368.000 unit. “Hingga akhir tahun ini kami perkirakan kapasitas hingga 1.998.000 unit atau mendekati 2 juta unit,” tambah Sudirman.

Pertumbuhan pasar domestik atau ekspor akan merupakan pendorong berkembangnya industri komponen otomotif. Faktor penentu perkembangan pasar ini adalah pertumbuhan ekonomi yang ada di angka rata-rata 6% sejak tahun 2006 hingga 2013. “Memang, pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua tahun ini turun menjadi 5,12%. Sehingga, Indonesia International Motor Show 2014 yang ke-22 ini menjadi titik penting bagi industri otomotif nasional,” katanya.

Ia menambahkan, kebijakan pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan industri otomotif. Kebijakan itu adalah program kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau atau low cost green car (LCGC).  Namun, industri ini juga sedang mengalami tantangan di tengah kenaikan harga minyak dunia, tarif listrik, kebijakan moneter, dan perpajakan di negara ini. “Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi perkembangan industri kendaraan bermotor di Indonesia,” katanya. 

Related