Garansi Tujuh Tahun, Amunisi DFSK Bangun Kepercayaan Konsumen

marketeers article

PT Sokonindo Automobile (DFSK Indonesia) punya harapan besar dengan pasar Indonesia. Bahkan, pabrikan mobil asal Negeri Tirai Bambu ini menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan investasi manufaktur pertama mereka di luar China.

Perusahaan juga mengatakan bahwa langkah strategis ini merupakan buah hasil riset mendalam dan seleksi yang ketat. Bagi mereka, Indonesia merupakan pasar otomotif terbesar di wilayah ASEAN dan pemilik populasi terbesar ke-empat dunia.

Angka kepemilikan kendaraan di Tanah Air pun masih dianggap rendah dan potensial bagi pabrikan otomotif. Sebab itu, pasar Indonesia dinilai punya potensi yang sangat besar. Tentu, optimisme ini didukung juga oleh kondisi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan Indonesia dan pasar otomotifnya yang penuh peluang.

“Kami percaya, selama kami melayani konsumen dengan rasa care, kami bisa merebut peluang di pasar ini. Sementara itu, jika dilihat dari tata letak geografis Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dan wilayah serta masyarakat yang beragam, ada permintaan yang tinggi untuk beragam moda transportasi keluarga, seperti mobil sport utility vehicle (SUV),” ujar Franz Wang, Managing Director of Sales Centre PT Sokonindo Automobile kepada Marketeers.

Franz melanjutkan, DFSK akan terus menyediakan kendaraan yang tepat fungsi, fitur yang bisa diandalkan, kualitas yang terjaga, dan harga yang kompetitif. Saat ini, pekerjaan rumah DFSK adalah membangun pengetahuan tentang produk dan brand image hingga loyalitas pelanggan. Tugas ini pun terasa berat, jika melihat kondisi pasar Indonesia yang telah diselimuti oleh brand mobil asal Jepang.

Bisa dikatakan brand otomotif asal Jepang punya modal kuat untuk menjaga eksistensinya dari gempuran brand baru seperti DFSK. Hal ini berkat citra mobil Jepang yang terpercaya kualitasnya, jaringan diler yang sudah tersebar dan layanan purna jual yang bisa memberikan rasa aman, serta kuat tertanam di benak konsumen Indonesia.

Sejauh ini, eksistensi brand asal Jepang sulit digoyahkan dan asyik bermain dan bersaing antarmereka saja. Sementara brand dari negeri lain, seperti dari Eropa, Amerika Serikat (AS), Korea, juga China hanya menikmati ceruk pasar yang kecil di negeri ini.

Tapi, kondisi tersebut tidak menyurutkan DFSK. Berbagai gebrakan pun dilakukan DFSK untuk mencapai misinya. Salah satu yang menarik perhatian adalah gebrakan soal pemberian garansi. Jika selama ini garansi yang ditawarkan oleh pabrikan mobil berdurasi tiga tahun dan lima tahun, DFSK dengan produk Glory 580-nya menawarkan garansi selama tujuh tahun atau 150.000 km.

Sindiran terhadap kondisi industri otomotif di Indonesia juga dilontarkan oleh pihak DFSK. Beberapa waktu lalu, media nasional diramaikan oleh pernyataan CO-CEO PT Sokonindo Automobile Alexander Barus.

“Terlalu lama konsumen di Indonesia membeli mobil yang terlalu tinggi (overprice),” kata pria yang akrab disapa Alex –dikutip dari Kompas.com. Menurutnya, sudah saatnya pabrikan memberikan harga yang lebih masuk akal.

Jika dilihat, positioning harga yang terbentuk untuk brand mobil China memang di bawah harga mobil Jepang, AS dan Eropa. Soal harga yang lebih rendah, DFSK tidak bermain sendiri. Sebut saja Wuling dengan produk Confero S dan Cortez di pasar multipurpose vehicle (MPV) yang menerapkan strategi pricing serupa.

Untuk membentuk harga tersebut, salah satu strategi mereka adalah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. DFSK telah menggelontorkan investasi hingga US$ 150 juta untuk pembangunan pabrik dan pengembangan bisnis di Tanah Air. Dan, lokalisasi adalah strategi mereka. Di Indonesia, DFSK telah menjalin kerjasama dengan beberapa supplier lokal yang dianggap sudah cukup maju. Saat ini, DFSK Indonesia memiliki satu pabrik di Cikande, Serang.

“Di sini, kami tidak mencoba bersaing dengan brand lain tapi kami membawa komitmen melalui sebuah investasi pabrik industri 4.0. Komitmen ini dijewantahkan juga melalui pemberian garansi selama tujuh tahun serta layanan kami soal kualitas,” ujar Franz. Hingga kini, DFSK sudah memiliki diler 3S-Sales, Service, and Spare Part– di Jabodetabek, Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur,”

Franz mengatakan bahwa pihaknya tengah mewajibkan kualitas layanan dan purnajualnya bagi semua diler. Ujungnya, upaya ini diharapkan dapat membentuk kepuasan pelanggan yang akan mendukung bisnis mereka ke depannya.

“Ini adalah investasi strategis jangka panjang kami di Indonesia. Kami telah berhasil menanam akar di sini dan ingin bertahan untuk waktu yang lama. Fokus kami saat ini adalah membangun kualitas layanan demi kepuasan konsumen,” imbuh Franz.

DFSK di China

Lantas seperti apa posisi DFSK di China? Menurut paparan Franz, DFSK adalah brand yang fokus di model mobil penumpang, khususnya jenis SUV yang menawarkan keunggulan teknologi dan berorientasi pada manusia. DFSK Glory 580 adalah mobil SUV pertama mereka.

Sejak pertama kali diluncurkan di China, Glory 580 telah terjual lebih dari 320.000 unit sejak Juni 2016 hingga kini. Kendaraan DFSK pun telah diekspor ke 70 negara dan regional di seluruh dunia dengan reputasi yang baik.

“Soal reputasi, kami sudah mendapat pengakuan dari Homologasi Kendaraan Eropa dan telah terjual di Eropa sejak 2008. Glory 580 pun kami pikir akan cocok dengan orang Indonesia. Dengan memosisikan diri sebagai 7-seater Super City SUV, mobil ini diperkuat dengan beberapa fitur, seperti kabin 7 penumpang yang luas, mesin turbo yang tangguh, pengalaman berkendara yang nyaman, dan sistem keamanan yang mumpuni,” imbuh Franz.

Sebagai anak usaha Dongfeng Motor Corporation (DFM) –perusahaan BUMN asal China yang masuk ke dalam Fortune Global 500 Company, DFSK didirikan pada 27 Juni 2003. Di sana, DFSK telah memiliki empat pabrik –dua di Hubei Shiyan dan dua di Chongqing, China. DFM sendiri merupakan pabrikan mobil terbesar keempat di China yang kerap melakukan strategi joint venture ketika berpenetrasi ke berbagai negara.

Di Indonesia, PT Sokonindo Automobile lahir berkat kerjasama joint venture antara Sokon Group Company Limited asal Hong Kong dengan PT Kaisar Motorindo Industri asal Indonesia. Sebelumnya, Sokon Group telah memiliki kerjasama dengan Dongfeng Motor Corporation yang merupakan perusahaan otomotif milik pemerintah China dan memasarkan produk bermerek DFSK di pasar global.

Apakah DFSK bisa menggeser dominasi Jepang di pasar otomotif nasional? Waktu yang akan membuktikan.

 

 

Related