Garuda Indonesia Perkuat Layanan Kargo

marketeers article
Diimbau Turunkan Harga Tiket Pesawat, Ini Kata Dirut Garuda Indonesia. (FOTO: 123rf)

Maskapai plat merah Garuda Indonesia sudah memiliki status sebagai perusahaan penerbangan dengan reputasi tinggi di bidang transportasi. Selain menguasai penerbangan domestik lewat Garuda Indonesia dan Citilink, kru kabinnya pun diakui sebagai salah satu terbaik di dunia.

Untuk mendukung bisnis utama sebagai maskapai, Garuda Indonesia memiliki banyak anak usaha mulai dari ground handling, katering, sampai logistik. Yang terakhir ini adalah salah satu ambisi Garuda Indonesia merentangkan bisnis di bidang pengiriman barang atau kargo.

“Pesawat tidak 100% isinya penumpang. Ada ruang kosong untuk pengiriman barang termasuk untuk bagasi. Nah, kabin bagasi tidak selalu penuh oleh barang penumpang. Ada ruang kosong yang bisa dimanfaatkan untuk kargo. Itulah yang kami lakukan, memanfaatkan ruang kosong untuk menjadi bisnis potensial,” ujar Direktur Distribusi Kargo Garuda Indonesia Sigit Muhartono di kantornya beberapa waktu lalu di Soekarno-Hatta.

Walau ukurannya tidak bisa masif, setidaknya barang-barang perusahaan seperti e-commerce bisa masuk ke badan pesawat, termasuk peralatan band yang sedang tur dari kota ke kota. Jadi, mayoritas konsumen Garuda Indonesia lebih banyak dari segmen korporasi, termasuk perusahaan logistik yang tidak memiliki pesawat kargo. Lalu apa bedanya Garuda Indonesia dengan perusahaan kargo lain seperti DHL, TNT, serta pemain lokal JNE?

Menurut Sigit, perusahaan kargo besar khususnya pemain global memiliki pesawat untuk kargo saja, bukan mengangkut penumpang. Sementara, Garuda Indonesia sebaliknya, mengandalkan jadwal penerbangan penumpang untuk kirim barang. Tapi, bukan berarti menjadi halangan karena dengan penguasaan pasar domestik lewat dua maskapai, sudah banyak wilayah yang bisa dijangkau oleh kargo Garuda Indonesia.

“Kami juga sudah bisa menjangkau luar negeri, tergantung jalur penerbangannya, mulai dari Australia, Asia, sampai Eropa. Diferensiasi kami dengan perusahaan kargo lain adalah Garuda Indonesia cukup bersaing dengan harga. Istilahnya begini, kami tidak ambil margin terlalu besar karena beban operasional penerbangan sudah di-cover oleh penumpang. Jadi, kalau ada kargo masuk, itu sebenarnya profit penerbangan,” ungkap Sigit.

Selain melayani kargo dari bandara ke bandara, Garuda Indonesia juga sedang mengembangkan sayapnya dengan kargo dari gudang ke gudang. Konsumen tidak usah susah-susah mengirim ke bandara, cukup ke gudang di lokasi-lokasi tertentu. Bahkan, salah satu ambisi berikutnya adalah kargo door to door, kirim barang via Garuda Indonesia layaknya perusahaan logistik.

“Butuh waktu tapi setidaknya beberapa tahun lagi bisa dimulai. Untuk jemput dari rumah ke rumah kami akan kerja sama dengan perusahaan logistik lain sehingga tidak perlu bangun aset lagi. Begitu sampai di gudang tujuan, perusahaan lain yang akan antar ke lokasi atas nama kargo Garuda Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, kami juga sedang jajaki dengan perusahaan lain untuk pengiriman luar negeri,” tutup Sigit.

Editor: Sigit Kurniawan

*Atas pertimbangan redaksional, judul berita ini telah mengalami perubahan pada Rabu (2/11/2016). 

    Related