Geprek Bensu, Bisnis Selebriti Bisa Kok Nggak Mati

marketeers article

Bisnis kuliner artis memang selalu menyita perhatian publik. Popularitas yang tinggi dari sang bintang layarkaca membuat apapun yang dijual mereka biasanya laris di pasaran. Geprek Bensu milik Ruben Onsu bisa menjadi studi kasus menarik.

Mengawali bisnis pada April 2017, pembawa acara kondang itu menghadirkan usaha kuliner perdananya yaitu Geprek Bensu. Restoran ini menawarkan ayam geprek yang dibalut sambal dengan berbagai level pedas yang menjadi tren di lidah penikmat kuliner. Dalam kurun waktu setahun, Geprek Bensu sudah memiliki 104 gerai yang tersebar di seluruh kota besar nusantara, kecuali Aceh dan Makassar.

Ruben Onsu, CEO PT Onsu Pangan Perkasa, perusahaan yang mengelola restoran Geprek Bensu kepada awak media mengatakan, jumlah gerai yang sudah ratusan itu melebihi target perusahaan selama setahun. Ia bilang, hingga Desember 2018, gerai Geprek Bensu akan menambah cabang hingga totoalnya mencapai 110 gerai di Indonesia

“Misi kami adalah Geprek Bensu dapat menjadi pilihan makanan di kota di mana kami beroperasi,” terang Ruben di Geprek Bensu Bendungan Hilir, gerai yang menjadi proyek percontohan usahanya.

Sedangkan visinya yaitu membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya lewat jaringan restoran. “Hampir 80% dari pekerja di restoran kami berasal dari penduduk sekitar toko,” papar dia. Sampai saat ini, Geprek Bensu sudah mempekerjakan 3.500 karyawan. Ia berharap dapat menggaet 100 ribu pegawai dalam lima tahun ke depan.

Demi mencapai visi-misi tersebut, Geprek Bensu akan meningkatkan strategi kemitraan yang mana sampai saat ini sudah ada 60 gerai yang berjenis waralaba. Meski enggan membocorkan harga franchise restorannya, ia yakin bahwa Geprek Bensu dapat menjadi jaringan restoran besar layaknya raksasa fast-food dunia seperti KFC dan McDonald’s

“Berdasarkan survei internal kami di daerah-daerah, Geprek Bensu masuk dalam daftar restoran yang ada di top of mind konsumen. Hanya saja masih urutan ke sebelas. Namun, itu memacu kami untuk meningkatkan awareness merek,” terang dia.

Pasang Surut 

Ruben sadar bahwa bisnis kuliner mengalami pasang-surut. Apalagi, bisnis makanan berkaitan dengan tren dan selera konsumen yang terus berubah. Terlebih, banyak artis yang hanya sanggup mentenarkan bisnis kulinernya dalam satu-dua tahun pertama, namun gagal mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan

Menanggapi hal itu, Ruben bilang fokus pada inti bisnis menjadi kunci utama agar usaha berjalan berkesinambungan. Ia juga menekankan pentingnya pengembangan produk dan monitoring kualitas. Apalagi, bisnis waralaba harus menjaga kualitas produk dan rasa agar tetap konsisten di setiap gerai.

“Konsentrasi saya juga bagaimana menghadirkan makanan yang murah, enak, dan berkualitas. Makanya, saya selalu ingin agar Geprek Bensu ini bisa menjaga posisinya itu,” terang dia.

Gerai Geprek Bensu Tebet, Jakarta

Dengan harga cabai yang fluktuatif dan cenderung naik, tentu biaya produksi akan terkerek. Akan tetapi, Ruben memilih untuk tidak menaikkan harga, melainkan lebih memilih mengorbankan margin. Selain komponen cabai, ayam potong segar menjadi bahan baku terbesar bagi Geprek Bensu.

Setiap bulan, kata dia, kebutuhan ayam potong itu mencapai 45 ton hanya untuk gerai area Jabotebek. Saat ini, ayam tersebut diracik dalam sepuluh pilihan menu dengan level kepedasan tertinggi yakni level 15. Harga satu paket dipatok mulai Rp 15.000 hingga Rp 50.000, sudah termasuk nasi dan minum.

Dengan harga relatif terjangkau, volume penjualan tentu harus ditingkatkan dan didongkrak oleh pertambahan jumlah gerai. Lokasi memang amat menentukan trafik pelanggan ke restoran. Ruben mengkalkulasi, jika dalam tiga bulan pertama gerai tidak memperoleh omzet 50% dari modal, maka perlu strategi pemasaran yang lebih untuk menggenjot penjualan.

“Saya selalu memonitor gerai mana yang stagnan atau tidak laku. Biasanya, saya datang ke sana dan saya posting kunjungan saya ke Instagram,” aku dia

Ia menambahkan, “Jika perlu, saya undang rekan artis saya untuk menyanyi di sana. Sehingga, aktivasi semacam itu dapat membuat atensi orang untuk datang dan mengenal produk Geprek Bensu.”

“Catat, artis-artis teman saya itu tidak gratis. Melainkan saya bayar honornya secara profesional lho,” gelagaknya.

Bensu Palsu

Popularitas yang besar adalah berkah bagi selebriti dalam membuka bisnis. Sayangnya, di sisi lain, ini bisa menjadi jalan pintas berbisnis bagi sebagian orang yang ingin mendompleng ketenarannya. Menurut pengakuan Ruben, ada beberapa merek resto ayam geprek dengan nama Bensu yang meng-copy merek dagangnya

Presenter acara Brownies ini mengaku sudah biasa mendengar duplikasi produk hingga branding dari sebuah usaha yang sukses. Walau begitu, ia menegaskan bahwa Geprek Bensu yang asli memiliki atribut branding berupa logo ayam jantan yang berdiri tegak dengan ilustrasi api sebagai latarnya.

Ya, kalau mau diperkarakan, mereka juga bisa berdalih bahwa Bensu itu singkatan dari Beni Suntet lah atau apa. Saya tidak memusingkan itu. Lebih baik saya fokus mengembangkan brand saya sendiri,” tegas dia.

Editor: Eko Adiwaluyo

Related