Hadapi Revolusi Industri 4.0, Indonesia Berkolaborasi dengan Singapura

marketeers article

Pemerintah Indonesia dan Singapura siap melakukan kolaborasi dalam membangun kawasan komunitas digital atau digital hub yang terintegrasi di tingkat Asean. Upaya strategis ini sejalan untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.

“Kami menyadari adanya perubahan era ini, perlu disiapkan berbagai langkah yang tepat, sehingga akan membawa dampak positif bagi perekonomian.,” kata Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto seusai melakukan pertemuan dengan Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura, S. Iswaran.

Airlangga menjelaskan, dalam kesiapan menuju implementasi Industri 4.0, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 pada April lalu yang diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. “Jadi, sudah ada arah yang jelas untuk pengembangan daya saing sektor manufaktur kita ke depannya, termasuk target yang akan dicapai,” tuturnya.

Berdasarkan Making Indonesia 4.0, terdapat lima sektor manufaktur yang akan fokus dipacu pada tahap awal, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, serta kimia. “Targetnya, Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terkuat ketujuh di dunia pada tahun 2030. Bahkan, di 2050, Indonesia diproyeksi mampu naik peringkat jadi keempat di dunia,” paparnya.

Kerja sama ekonomi digital ini akan membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Singapura semakin melompat maju. Selain itu, akan membawa potensi pada peningkatan investasi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) serta terjadinya transfer teknologi dan inovasi.

Dampak-dampak positif tersebut sejalan dengan 10 langkah prioritas nasional di dalam Making Indonesia 4.0. “Misalnya, membangun infrastruktur digital nasional, peningkatan kualitas SDM, dan pembangunan ekosistem inovasi,” sebut Airlangga.

Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi digital di Indonesia, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi melalui pembangunan gedung inkubasi bagi para pelaku usaha rintisan (startup), antara lain di Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC) atau TohpaTI Center, Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.

Untuk kerja sama Indonesia-Singapura, potensi lokasi digital hub yang ideal yaitu di Batam karena terdekat dan strategis. “Kami juga bersama pihak swasta mendorong pengembangan Nongsa Digital Park di Batam,” ujar Airlangga. Sarana-sarana tersebut menjadi basis inovasi dan kreativitas bagi para putra-putri Indonesia yang ingin mengembangkan software, web, aplikasi, film dan animasi, serta program-program digital lainnya.

Related