Hadirnya LRT dan TOD Pengaruhi Demand Properti di Pinggiran Kota

marketeers article

Dalam empat tahun terakhir, pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur dan perumahan rakyat. Anggaran untuk infrastruktur diwujudkan dalam pembangunan beragam sarana transportasi. Selain itu, anggaran untuk sektor perumahan juga ditingkatkan. Tak hanya untuk sektor transportasi, anggaran infrastruktur juga dialokasikan untuk untuk sektor perumahan.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan pembangunan infrastruktur khususnya di bidang transportasi sangat menunjang berkembangnya industri properti di Indonesia.

“Seiring makin majunya sarana transportasi di kota-kota besar di Indonesia, orang semakin menyadari praktisnya beraktivitas menggunakan transportasi umum, terutama aktivitas reguler seperti ke kantor. Di Jabodetabek, misalnya, mereka yang rumah dan kantornya dekat stasiun commuter line memilih transportasi umum, meskipun mereka punya mobil sendiri. Selain praktis, menggunakan transportasi umum juga relatif lebih hemat,” jelasnya.

Kecenderungan ini juga ditunjukkan oleh Rumah.com Property Affordability Sentiment Index yang surveinya diambil pada paruh pertama 2018 memperlihatkan bahwa sebanyak 61% dari 1.000 responden menganggap jarak hunian terhadap sarana transportasi umum seperti halte atau stasiun sebagai faktor yang sangat penting sebelum memutuskan membeli hunian. Survei ini dilakukan terhadap responden yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

“Pembangunan infrastruktur juga menjadi stimulus pertumbuhan suplai hunian karena wilayah-wilayah yang tadinya dianggap antah-berantah, menjadi terasa lebih mudah dijangkau. Sebagai contoh, Kecamatan Serpong di wilayah Tangerang Selatan kini tumbuh menjadi salah satu kawasan hunian favorit. Sekarang, Bekasi yang dulu dijauhi mulai kini makin diminati setelah pembangunan sejumlah jalan tol dan Light Rail Transit (LRT),” tambah Marine.

Sejumlah pengembang pun tak ragu memasarkan propertinya dengan menjual kedekatan terhadap transportasi umum. Citra Maja Raya, misalnya. Kawasan hunian seluas 2000 hektare ini dibangun berbasis Transit Oriented Development (TOD) dengan Stasiun Maja sebagai simpul transportasi (hub). Konsep TOD bertujuan mengintegrasikan dan mendekatkan transportasi massal dengan kawasan hunian sehingga memungkinkan mobilitas yang tidak tergantung pada kendaraan pribadi dan terbebas dari kemacetan.

Contoh lainnya adalah Kawasan Jakarta Timur. Rumah.com Property Index mencatat kenaikan indeks harga properti Jakarta Timur meningkat sebesar 48% sejak awal tahun 2015 atau dimulainya pembangunan LRT, hingga akhir tahun 2018. Kenaikan ini hampir dua kali lipat kenaikan indeks harga properti DKI Jakarta secara keseluruhan, yang mencapai 27%.

Demikian juga di Kawasan Bekasi, yang diprediksi menjadi pintu masuk bagi kaum suburban menuju Jakarta, pembangunan infrastruktur juga terus berjalan. Mulai dari sarana transportasi massal seperti Light Rail Transit (LRT), Tol Becakayu, hingga Elevated Tol Jakarta-Cikampek. Hal ini pun juga berdampak pada kenaikan harga propertinya seperti yang ditunjukkan pada Rumah.com Property Index Kawasan Bekasi.

Marine mengatakan, kenaikan harga properti di Kawasan Bekasi sejak 2015 hingga kuartal terakhir 2018 tercatat sebesar 27%. Kenaikan ini ini menyamai kenaikan harga properti di DKI Jakarta secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa kawasan-kawasan yang terdapat pembangunan infrastruktur mengalami akselerasi kenaikan harga yang menyamai wilayah Ibu Kota.

“Harus diakui, geliat pasar properti masih sangat dipengaruhi oleh pembangunan infrastruktur. Pasar properti baru akan dapat berkembang secara lebih mandiri saat fasilitas pendukung dasar, yakni infrastruktur telah siap,” tutup Marine.

Editor: Sigit Kurniawan

Related