Selain Gaya Hidup Sehat, Hal Ini Bisa Cegah Penyakit Kanker

marketeers article
42293246 young doctor looking at her patients xray photo

Penyakit kanker adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti. Menurut International Agency for Research on Cancer, pada tahun 2030, akan ada 22 juta kasus baru kanker. Hal ini seharusnya menjadi peringatan bagi seluruh negara di dunia, terutama di Indonesia bahwa penyakit kanker semakin menjadi ancaman yang akan meningkat.  Sebenarnya kematian akibat kanker dapat dihindari melalui tindakan profilaktik (pencegahan) dan terapeutik (pengobatan).

Head of Health Claim Department Sequis dr. A.P. Hendratno mengatakan, semakin cepat kanker ditemukan dan ditangani, semakin tinggi angka keberhasilan pasien yang bisa sembuh. “Pencegahan kanker sejak dini diperlukan agar tidak terlalu membebani pasien dan keluarganya untuk membiayai pengobatan. Jangan biarkan kanker merenggut kebahagian keluarga Anda,” ujarnya.

Hendra menyarankan agar orang sehat memerhatikan kebersihan diri dan lingkungan termasuk juga mempraktikkan pola hidup sehat. “Misalnya menghindari praktik kehidupan seksual yang non higienis dengan tidak melakukan hubungan seks berisiko tinggi dan menunda melakukan hubungan seks pertama di usia terlalu muda agar terhindar dari kanker ginekologi,” ujar dr Hendra.

Ia juga menganjurkan agar masyarakat menghentikan kebiasaan merokok terutama pada perempuan karena tembakau dapat merusak sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi Human Papillomavirus (HPV) pada serviks.

“Menjalani gaya hidup sehat juga penting, seperti memperhatikan nutrisi yang seimbang dan benar antara lain dengan memperbanyak makanan kaya vitamin A,C,E (buah-buahan), asam folat, beta karotin dan selulosa. Serta mengurangi asupan lemak dan kolesterol. Menghindari makanan berjamur yang diawetkan, hangus terbakar, terlalu asin atau terlalu panas. Hindari juga paparan zat kimia terutama bagi mereka yang bekerja di lokasi dengan kadar polusi atau karsinogen tinggi. Patuhi peraturan keselamatan kerja dan gunakan alat pelindung selama di lokasi kerja,” tambah dr Hendra.

Menyadari tingginya risiko kanker serta mahalnya biaya medis untuk pengobatan kanker, tentunya penting untuk memiliki jaminan kesehatan. Tetapi faktanya, banyak masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan.

Data BPJS menyebutkan, jumlah peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hingga Desember 2017 baru 187.982.949 peserta. Artinya, masih ada sekitar 71 juta jiwa masyarakat Indonesia yang belum terdaftar JKN. Padahal Yayasan Kanker Indonesia menyebutkan biaya pengobatan kanker rata-rata 100 juta/bulan. Biaya tersebut akan terasa memberatkan jika penderita tidak memiliki jaminan kesehatan.

Ketika berbicara mengenai penyakit kanker, erat kaitannya dengan kebutuhan akan perlindungan asuransi penyakit kritis. Menurut Vice President of Life Operation Division Sequis Eko Sumurat, memiliki asuransi penyakit kritis, adalah salah salah satu tindakan siaga untuk menghadapi risiko penyakit kanker.

Dari jumlah pengajuan klaim penyakit kritis yang diterima Sequis, menurut Eko, ada peningkatan jumlah pembayaran manfaat klaim penyakit kritis sepanjang tahun 2017 yang berasal dari penyakit kanker yaitu lebih dari 51%.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related