Tidak Mau Disebut Membosankan, Halo BCA Rilis Web Series

marketeers article

Tidak sedikit masyarakat yang penasaran bagaimana cara kerja sebuah layanan contact center. Selama ini banyak yang mengira bahwa kehidupan di contact center adalah monoton, membosankan, dan selalu serius. Faktanya hal ini tidak selamanya benar.

Layanan contact center yang dimiliki oleh Bank BCA, Halo BCA justru memiliki citra yang jauh dari kesan monoton dan membosankan. Meskipun telah diakui sebagai layanan contact center berkelas dunia, Halo BCA tetap memperhatikan faktor kenyamanan para karyawannya. Tidak hanya melalui insentif dan fasilitas yang memanjakan, Halo BCA juga secara rutin melakukan kegiatan-kegiatan yang membangun kekompakan di kalangan karyawan

Selain memastikan layanan yang ditawarkan mumpuni, Halo BCA juga menciptakan sebuah materi promosi yang unik melalui konten web series di platform YouTube. Nathalya Wani Sabu selaku Head of Halo BCA menjelaskan bahwa konten web series ini ingin memberikan informasi kepada nasabah bahwa bagaimana hidup dan bekerja di layanan contact center.

“Kami ingin memberikan balance life kepada para pegawai. Happy customers comes from happy team. Tim kami akan bahagia semisal hidup mereka seimbang. Konten ini bisa mengangkat awareness masyarakat, sehingga mereka menjadi paham bagaimana kehidupan di layanan contact center,” imbuh Wani.

Web series ini terdiri dari beberapa episode yang mengisahkan beragam suka duka berkerja di layanan contact center.  Beragam kisah yang terjadi di web series ini adalah pengalaman nyata yang dialami oleh para pegawai di Halo BCA. “Ada kisah yang pacaran, digodain nasabah, sampai cerita-cerita hantu. Ini semua adalah kisah nyata yang dialami oleh kami. Web series ini bukan cerita tentang proses bagaimana Halo BCA, melainkan bagaiaman keseharian kehidupan di Halo BCA,” tambah Wani.

Melalui web series dan kegiatan lainnya seperti paduan suara, seni tari, dan aktivitas lainnya, Wani ingin mengubah stigma masyarakat bahwa bekerja di contact center adalah pekerjaan yang kelas dua.

“Banyak yang bilang kerja di contact center itu hanya di second level, hanya angkat telpon dan menjawab. Justru yang kerja di contact center itu anak yang cerdas, otak kanan dan otak kirinya bisa berfungsi dengan baik,” pungkas Wani.

Related