Harga Avtur yang Tinggi Jadi Penyebab Sektor Pariwisata Sepi?

marketeers article
OAKLAND, CA JULY 18: A fuel line is connected to an underground tank near a parked U.S. Airways plane at the Oakland International Airport July 18, 2008 in Oakland, California. U.S. Airways pilots and its dispatchers, who calculate fuel loads, are involved in a dispute that has pilots claiming that they are being pressured to fly with less fuel to cut costs as fuel prices continue to rise and cripple earnings. (Photo by Justin Sullivan/Getty Images)

Harga bahan bakar pesawat atau avtur yang terlalu tinggi disebut-sebut sebagai penyebab turunnya sektor pariwisata lokal di Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh tingginya harga avtur. Semakin tinggi harga avtur, semakin tinggi pula harga tiket pesawat.

Presiden Joko Widodo yang menghadiri acara perayaan ulang tahun Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia mengakui baru mengetahui hal ini.

“Saya juga baru dengan dari Pak Chairul Tanjung mengenai avtur yang dijual di Bandara Internasional Soekarno-Hatta bahwa di sana avtur dimonopoli oleh Pertamina,” ujar Jokowi.

Hariyadi Sukamdani selaku ketua PHRI juga menyampaika keluhannya mengenai harga avtur yang terlalu tinggi menyebabkan turunnya sektor pariwisata akhir-akhir ini. Dikutip dari The Insider Stories, harga avtur yang tinggi membuat harga tiket pesawat juga ikut tinggi. Hal ini dikarenakan Avtur mempengaruhi 40% harga penjualan tiket pesawat. Dengan harga tiket pesawat yang terlalu tinggi, hotel juga ikut sepi.

“Tiket sekarang naik hingga 40%, menyebabkan menurunnya minat pariwisata. Pemesanan hotel menurun hingga 20-40%  di beberapa wilayah,” jelas Hariyadi.

Mendengar keluhan ini, Jokowi berjanji untuk mendiskusikan hal ini dengan Pertamina. Menurutnya, monopoli yang dilakukan Pertamina menjadi alasan utama tingginya harga avtur.

“Solusinya memberikan kesempatan kepada perusahaan lain untuk menjual avtur sehingga bisa menurunkan harga dan meningkatkan efisiensi,” jelas Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menjelaskan bahwa harga avtur di Indonesia 30% lebih mahal dibanding dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Menurutnya, harga avtur seharusnya bisa menjadi alasan untuk meningkatkan kompetisi industri penerbangan dan pariwisata Indonesia.

Related