Harga Properti Hunian di Ibu Kota Mendekati Titik Jenuh

marketeers article
Picture of beautiful village house with garden

Memasuki Tahun Baru Imlek, optimisme industri properti, terutama di segmen residensial meningkat. Rumah.com Property Index menunjukkan perlambatan kenaikan harga properti dari sisi penawaran pada kuartal ke-empat 2018 dibandingkan dengan kuartal ketiga pada tahun yang sama. Meski demikian, pasar properti tahun 2019 diprediksi tetap stabil.

Quarter-on-quarter (q-o-q), Rumah.com Property Price Index secara nasional meningkat sebesar 0,4%. Melambat jika dibandingkan kuartal ketiga yang mengalami kenaikan 2,3% (q-o-q). Meski demikian, perlambatan ini cukup wajar. Fokus masyarakat pada kuartal keempat adalah menghabiskan akhir tahun dan menyambut liburan, bukan mencari properti atau berinvestasi,” ujar Country Manager Rumah.com, Marine Novita.

Rumah.com Property Price Index DKI Jakarta kuartal keempat 2018 mengalami kenaikan 0,1% (q-o-q), sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang meningkat 0,7% (q-o-q). Perlambatan ini menjadi indikasi harga properti hunian di Ibu Kota mendekati titik jenuh.

Saat ini, pasar properti di DKI Jakarta lebih banyak tersedia untuk sektor menengah ke atas, sementara permintaan lebih banyak datang dari sektor menengah dan menengah-bawah. Suplai ini lebih banyak tersedia di sekitar Ibu Kota, terutama Jawa Barat yang memiliki tiga kota yang menempel langsung ke Jakarta.

“Jawa Barat, sebagai salah satu penyumbang suplai residensial terbesar, mengalami kenaikan harga sebesar 1,8% pada kuartal keempat dibandingkan kuartal ketiga. Kenaikan ini mengalami percepatan di mana pada kuartal ketiga hanya meningkat sebesar 1,5%,” Marine menjelaskan.

Marine mengakui kemungkinan perlambatan berlanjut hingga pertengahan kuartal kedua tahun depan karena adanya Pemilu 2019. Namun ia juga optimistis dengan prospek kuartal ketiga dan keempat tahun depan.

“Pelaku pasar properti memang masih wait and see. Namun, apapun hasil Pemilu 2019 nanti, saya yakin pasar akan berjalan normal kembali. Sebenarnya mereka menunggu agar pasar kembali fokus, bukan menunggu siapa yang terpilih,” katanya.

Pemerintah sendiri telah melakukan sejumlah kebijakan yang mendukung pertumbuhan pasar properti, terutama di sektor residensial. Salah satu yang menarik adalah pelonggaran Loan to Value (LTV).

“Pelonggaran Loan to Value ini membuat pengembang bisa saja memberikan tawaran uang muka hingga serendah 0%, di mana tahun lalu masih sebesar 10%. Ini sangat baik karena sebagian besar kendala yang dialami masyarakat dalam membeli properti adalah uang muka,” jelas Marine.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related