Hasil Survei: Kepercayaan Pebisnis Eropa Terhadap Indonesia Masih Positif

marketeers article
two engineer on site , Industry 4.0 concept image.Oil refinery at twilight with cyber and physical system icons diagram on industrial factory and infrastructure background.

Beberapa waktu lalu, Kamar Dagang Inggris di Indonesia (BritCham Indonesia) bersama Eurocham melakukan riset mengenai sentimen pengusaha Eropa terhadap pasar Indonesia paska Pemilu 2019.

Bertajuk Indeks Kepercayaan Bisnis Kamar-kamar Dagang Eropa/Joint European Chambers Business Index 2019 (BCI), riset ini melibatkan sekitar 780 responden dari berbagai negara secara online. Dibantu oleh Nielsen sebagai survey partner, survei ini menunjukkan hasil positif mengenai kepercayaan para pengusaha Eropa terhadap pasar Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Kehormatan Kamar Dagang Inggris di Indonesia (BritCham) Nick Holder. Menurut hasil survei, 60% yakin bahwa pasar Indonesia masih bergerak positif hingga 12 bulan ke depan.

Sentimen positif terbesar dari para pengusaha tersebut hadir untuk sektor infrastruktur dan konstruksi Tanah Air sebesar 76%. Angka ini meningkat 1% dibanding temuan riset periode 2017-2018. Di sisi lain, kepercayaan investor/pengusaha Eropa terhadap sektor hospitality, travel, & tourism sedikit menurun menemani sektor food & beverage. Masing-masing turun sekitar 9% dan 5%.

Meski turun, kepercayan investor di sektor ini masih terbilang tinggi, yakni 68% untuk sektor hospitality, travel, & tourism. Dan, 63% untuk sektor food & beverage. Kedua sektor ini menempati posisi kedua dan ketiga sebagai sektor yang paling dipercaya prospektif bagi investor Eropa.

Di posisi keempat dan kelima diisi oleh sektor service (private) dan edukasi (formal/informal). Menariknya, dua sektor ini menunjukkan peningkatan yang sangat besar, yakni 5% untuk sektor service dan 9% untuk sektor edukasi dibandingkan tahun sebelumnya.

“Mayorita dari para pengusaha masih percaya bahwa pasar Indonesia masih prospektif. Tantangan bagi pemerintah adalah menjaga kondisi bisnis dan lingkungan di negara ini agar semakin kondusif,” tutup Nick.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related