HM Sampoerna Umumkan Hasil Kerjanya Sepanjang 2017

marketeers article

PT HM Sampoerna Tbk. (“Sampoerna” atau “Perusahaan”/IDX: HMSP) mengumumkan hasil usaha sepanjang tahun 2017, Jumat (27/4/2018).

Perusahaan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 33% dan volume penjualan tahunan sebesar 101,3 miliar batang.

Kepemimpinan Sampoerna atas 33% pangsa pasar ini mencakup segmen Sigaret Kretek Mesin atau SKM (22,7%), segmen Sigaret Kretek Tangan atau SKT (6,6%), dan Sigaret Putih Mesin atau SPM (3,7%).

Perusahaan melaporkan pendapatan bersih sebesar Rp99,1 triliun, naik 4% dibandingkan tahun 2016. Perusahaan juga mengumumkan dividen sebesar Rp 107,3 per saham untuk 2017. Sampoerna adalah pembayar pajak terbesar di Indonesia pada tahun 2017, dengan total pembayaran kepada pemerintah Indonesia sekitar Rp 70,3 triliun.

Mindaugas Trumpaitis, Presiden Direktur Sampoerna menyatakan bangga bahwa Sampoerna tetap menjadi pemimpin pasar Indonesia. Sampoerna mencatat kenaikan penjualan bersih pada tahun 2017, meskipun terjadi penurunan volume industri rokok sebesar 2,6% akibat melemahnya konsumsi konsumen dan adanya pergeseran perilaku konsumen. “Ini adalah hasil yang solid dan menunjukkan kekuatan merek-merek kami dan kualitas tim Sampoerna,” ujar Mindaugas seperti dikutip dari keterangan resmi HM Sampoerna.

Perusahaan mempertahankan dedikasinya pada segmen SKT. Meskipun segmen ini telah lama tertekan sebagai akibat dari pergeseran preferensi perokok dewasa yang beralih dari produk SKT ke produk SKM, Sampoerna tetap menjadi “Raja Kretek” Indonesia sebagai produsen SKT terbesar di negara ini. Sampoerna memimpin pasar SKT dengan 37,5% pangsa pasar dari segmen tersebut.

“Dari waktu ke waktu, beredar opini bahwa Sampoerna telah menjadi perusahaan ‘rokok putih’. Hal ini sama sekali tidak benar. Pada kenyataannya, kami telah berupaya keras untuk menstabilkan segmen SKT, termasuk melakukan berbagai inovasi untuk memperkuat merek kami, seperti meluncurkan Dji Sam Soe 10 + 2, mempertahankan harga kompetitif pada produk SKT dan berinvestasi pada merek melalui aktivitas pemasaran dan penjualan. Kami juga memimpin pasar dengan lebih dari 40 pabrik SKT di Jawa, termasuk lebih dari 60.000 karyawan langsung dan tidak langsung. Pantas untuk disampaikan bahwa tidak ada perusahaan mana pun yang mendukung SKT seperti Sampoerna,” tambah Mindaugas.

Secara terpisah, Perusahaan mengumumkan kinerja bisnis pada Kuartal I 2018. Pangsa pasar naik menjadi 33,2% dengan penjualan 23 miliar batang rokok. Hal ini didorong oleh kinerja yang kuat dari Marlboro Filter Black, serta Dji Sam Soe Magnum Mild, SKM dengan rasa yang lebih ringan hasil pengembangan lini merek Dji Sam Soe, yang diluncurkan pada Mei 2017.

Pada kuartal ini, volume industri rokok Indonesia turun sebesar 2,3 persen, yang sebagian besar mencerminkan kondisi belanja konsumen yang menurun, ditambah dengan adanya kenaikan harga jual yang dipicu oleh kenaikan pajak cukai yang lebih tinggi dari tingkat inflasi. Untuk tahun ini, Perusahaan terus mengantisipasi penurunan industri sebesar satu persen hingga tiga persen.

Perubahan Kepemimpinan

Perusahaan mengumumkan tiga anggota baru Direksi, termasuk Yohanes Wardhana, Elvira Lianita dan Ingo Rose. Yohanes Wardhana menggantikan Mimi Kurniawan yang ditunjuk sebagai Wakil Presiden Amerika Latin dan Kanada di kantor pusat Philip Morris International di New York. Elvira Lianita menggantikan Yos Adiguna Ginting yang sekarang diangkat sebagai Komisaris Sampoerna. Ingo Rose menggantikan Andre Dahan yang ditunjuk sebagai Wakil Presiden Human-Centric Marketing RRP di pusat operasi Philip Morris International di Swiss.

    Related