Honesty Basyir Andalkan Tiga Jurus Pimpin Kimia Farma

marketeers article

Industri farmasi di Indonesia tergolong industri yang terfragmentasi. Ada kurang lebih 200 pemain di industri ini dan tidak ada satu pun para pemain itu benar-benar mendominasi. Posisi pertama dikuasai oleh Kalbe Farma dengan pangsa pasar 6,5%. Kimia Farma di posisi lima menguasai 3% pangsa pasar. Demikian yang diakui oleh Honesti Basyir, Direktur Utama PT Kimia Farma, Tbk.

Honesti menambahkan, ketergantungan pada bahan baku impor cukup besar, lebih dari 90%, dari China, India, dan Eropa. Kondisi ini membuat pelaku industri cukup kewalahan ketika terjadi fluktuasi valas. Hal ini ditambah dengan beberapa penyedia bahan baku di China yang tutup. Selain itu, industri farmasi tergolong industri yang sarat regulasi  dan multipemangku kepentingan.

Di tengah tantangan tersebut, Honesti melihat peluang besar yang bisa digarap Kimia Farma. BPJS yang akan diimplementasikan secara menyeluruh pada tahun 2019, misalnya, menjadi salah satu peluang. Dengan ini, lebih dari 260 juta orang di Indonesia akan mendapatkan layanan kesehatan. Industri farmasi menjadi industri yang mendapatkan keuntungan dari BPJS itu. Honesti juga melihat digitalisasi sebagai peluang baru bagi Kimia Farma. Ada tiga strategi utama, yakni perbaikan kualitas sumber daya manusia, digitalisasi, dan kemitraan.

“Kami bersinergi dengan mitra-mitra yang kompeten. Di sini, kami tak hanya bermitra secara  B2B, tetapi juga mengakuisisi perusahaan. Kami berpikir untuk mendapatkan value yang cepat, akuisisi menjadi hal biasa. Dan, setahun terakhir, performa Kimia Farma cukup menggembirakan,” ujar Honesti.

Performa yang dimaksud Honesti adalah pertumbuhan double digit.  Pada triwulan III, Kimia Farma tumbuh 25%, laba usaha 27%, dan laba bersih 15%. Artinya, kalau dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan farmasi yang sudah listed di Jakarta Stock Exchange, Kimia Farma menjadi perusahaan yang tumbuh double digit. Honesti merasa angka tersebut merupakan hasil nyata dari implementasi dari transformasi Kimia Farma secara kontinu.

Bagi Honesti, pemetaan SDM di Kimia Farma yang ia jalankan selama ini juga berpengaruh pada kinerja perusahaan. Perusahaan tak hanya merekrut orang-orang berlatar farmasi untuk memperkaya kompetensi. “Kami ke depan memiliki misi besar untuk tidak hanya menjadi perusahaan farmasi, melainkan perusahaan healthcare yang berpengaruh. Sebab itu, portofolio perusahaan semakin dikembangkan,” kata lelaki yang sudah 20 tahun berkerja di Telkom ini.

Sebagai perusahaan farmasi, Kimia Farma menjadi perusahaan yang komplit secara value chain dari hulu ke hilir. Kimia Farma memiliki pabrik, sistem trading distribusi, apotek, klinik, dan juga laboratorium. Selain itu, jangkauan layanan Kimia Farma juga tak hanya nasional. Mulai April 2018, Kimia Farma berekspansi ke Arab Saudi sebagai salah satu pemilik ritel apotek terbesar di sana dengan 34 outlet.  Menurutnya, captive market di Arab Saudi cukup besar. Asal tahu saja, setahun ada dua jutaan orang Indonesia yang melakukan haji dan umroh ke sana. Di Indonesia sendiri, Kimia Farma memiliki 1.138 apotek, 530 klinik, 10 optik, dan 55 laboratorium diagnostik.

Atas prestasinya tersebut, Honesti diganjar dengan penghargaan   Industry Marketing Champion – Sektor Pharmaceutical dalam ajang Marketeer of The Year 2018 yang berlangsung pada Kamis (6/12/2018).

    Related