IKEA, Merek Unik dan Susah Ditiru?

marketeers article

Bagi konsumen yang suka mencari dan membeli perlengkapan mebel dan furnitur tentunya tidak asing dengan merek IKEA. IKEA  baru masuk di Indonesia sekitar dua tahun lalu. Kehadirannya langsung menjadi sorotan tajam masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Ada beberapa hal yang membuat IKEA menjadi salah satu merek mebel dan furnitur yang sulit diikuti oleh kompetitornya

IKEA didirikan oleh Ingvar Kamprad di Swedia pada 1943. Saat itu, IKEA mencoba hadir memberikan produk dengan harga yang relatif murah dan kualitas yang tidak mengecewakan. Pada era itu, konsumen hanya punya dua pilihan, yakni produk bagus dengan harga yang mahal, maupun produk murah dengan kualitas seadanya.

Sebagai perusahaan yang baru berdiri, distribusi produk IKEA dilakukan secara bertahap. Pada tahun 1947, pemesanan produk IKEA dilakukan via pos. Awal tahun 1950-an IKEA mulai menerapkan sistem katalog dan pemesanan via telepon.

Baru pada tahun 1953, IKEA membuka pabrik sekaligus ruang pamer produk-produknya. IKEA mulai mendesain dan memproduksi barang pada tahun 1955. Hal ini memungkinkan IKEA memiliki kontrol yang luas terhadap kualitas produknya.

Dalam industri mebel, IKEA menjad merek yang revolusioner. IKEA yang pertama kali memperkenalkan konsep konsumen memilih di toko dan merakit barangnya sendiri di rumah. Toko IKEA biasanya berada di pinggiran kota, ukuran toko relatif besar serta dilengkapi dengan katalog yang berfungsi sebagai pengganti tenaga penjual.

Ada tiga hal yang dilakukan oleh IKEA yang membuat mereka bisa bertahan lama dan menjadi merek yang ikonik. Pertama, IKEA menjalankan bisnis dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dengan pilihan konsumen yang harus merakit sendiri barang yang telah dibeli.

Kedua, semua aktivitas inti yang dilakukan oleh IKEA terkoneksi satu sama lain dan dilakukan secara konsisten sehingga model bisnisnya sulit ditiru oleh banyak pesaing.

Ketiga, IKEA melakukan aktivitas berdasarkan pengelompokan yang tidak umum. Pengelompokan ini kemudian diterapkan dalam pembuatan katalog produk.

Manajamen IKEA selalu memastikan bahwa ritel yang berada di seluruh dunia untuk selalu menerapkan konsep, metode penjualan, serta pelayanan konsumen yang sesuai dengan standar IKEA.

Satu hal yang berhasil dilakukan IKEA adalah membangun model bisnis yang baik dan berkelanjutan. IKEA mengombinasikan antara sumber daya manusia dengaan kompetensi yang dimiliki. Serta membawa konsep furnitur berkualitas tidak harus mahal.

Editor: Sigit Kurniawan

Related