Indonesia akan menjadi Negara Mitra Resmi (Official Country Partner) di perhelatan pameran dagang terkemuka di dunia, Hannover Messe 2020. Hal ini diharapkan dapat meneguhkan posisi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Partisipasi Indonesia sebagai Official Partner Country Hannover Messe 2018 juga memperkuat national branding guna meningkatkan investasi asing dan mendorong kerja sama di sektor industri. “Hannover Messe akan menjadi showcase untuk menunjukkan kekuatan industri Indonesia kepada komunitas manufaktur global,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (01/11/2018).
Status sebagai negara mitra juga diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dengan Jerman. Airlangga mengatakan, kolaborasi antara Indonesia dan Jerman yang semakin menguat sejak pemerintahan Presiden BJ. Habibie dapat ditingkatkan ke level selanjutnya untuk peningkatan investasi dan kerja sama strategis.
Jerman dan Indonesia telah mempertahankan hubungan ekonomi selama bertahun-tahun. Nilai perdagangan total antara kedua negara mencapai lebih dari US$6,2 miliar pada tahun 2017 dan Investasi Langsung Jerman mencapai US$289 juta pada tahun yang sama. Saat ini, ada lebih dari 250 perusahaan multinasional Jerman yang beroperasi di Indonesia. Proyek investasi Jerman di Indonesia masih didominasi oleh sektor industri logam dan mesin, industri kimia dan farmasi, transportasi, penyimpanan, dan industri komunikasi.
“Kriteria untuk menjadi negara mitra Hannover Messe tidak hanya mampu menarik perhatian pengunjung dan media, melainkan memiliki peran di tingkat politik tertinggi. Indonesia adalah negara yang menarik dari sisi manufaktur dan energi yang bisa menggunakan peluangnya sebagai negara mitra dan menampilkan diri sebagai lokasi investasi yang dapat diandalkan dan kooperatif,” ungkap CEO Deutsche Messe AG Jochen Köckler.
Indonesia akan menjadi negara mitra resmi mengikuti jejak Meksiko, Polandia, Amerika Serikat, India dan Belanda. Hannover Messe berlangsung di Jerman dan menghadirkan lebih dari 6.500 peserta dari pelaku industri terkemuka di seluruh dunia yang berasal dari sekitar 73 negara. Setiap tahun pameran ini dikunjungi oleh lebih dari 225 ribu pengunjung dari sekitar 91 negara dan menghasilkan sekitar 5,6 juta kontak bisnis. Sebagai negara partner resmi, Indonesia akan menempati Central Pavilion seluas 1.300 m2 dan beberapa Paviliun Satelit yang bersifat tematik.
Editor: Eko Adiwaluyo