Bank Hana: Orang Indonesia Mulai Melek Investasi Jangka Panjang

marketeers article

Jikalau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa masyarakat Indonesia masih kurang melek soal produk finansial seperti investasi, bisa jadi betul adanya. Terutama soal investasi jangka panjang. Alasannya, masyarakat masih terpaku pada produk lebih realistis dan riil seperti investasi tanah atau bangunan.

Presiden Direktur Bank KEB Hana Indonesia Martin Lee tahu betul hal tersebut. “Ketika saya pertama kali menginjakkan kaki saya pertama di Indonesia, saya kaget mayoritas masyarakat Indonesia memiliki investasi deposito hanya satu bulan saja. Sedangkan di negara saya Korea tidak ada produk satu bulan. Makanya kami ingin dorong pasar Indonesia agar bagaimana mau berinvestasi jangka panjang,” ujar Lee di Jakarta pada Selasa (24/1) 2017.

Sebab itu, KEB Hana berkolaborasi dengan perusahaan asuransi asal Jepang Tokyo Marine Insurance dengan menghadirkan produk bancassurance bernama iPro-Link. KEB Hana memang bukan pihak yang merilis produk investasi tersebut, karena sejatinya iPro-Link adalah produk milik Tokyo Marine. Dengan kerja sama ini, iPro-Link akan tersedia juga di KEB Hana dan akan ditawarkan ke nasabah-nasabah mereka.

iPro-Link sendiri adalah produk reguler premium unit link untuk nasabah. Manfaatnya tentu saja proteksi dan investasi. Tokyo Marine menjanjikan benefit sampai 980% dari total premi reguler. Seperti manfaat meninggal dunia dan cacat toal mencapai 500% dari nilai total premium reguler.

Sementara, santunan meninggal dan cacat tetap total mencapai 480%. Selain itu, ada manfaat dengan preferensi rawat inap di luar negeri. Contoh lain, tidak ada biaya akuisisi dikenakan karena dana berupa premi sudah diinvestasikan untuk kedua jenis manfaat.

Bagi Lee, kolaborasi dengan Tokyo Marine dalam menghadirkan bancassurance adalah salah satu cara untuk mengedukasi nasabah untuk berinvestasi jangka panjang karena jauh lebih memiliki benefit dibanding jangka pendek.

“Ketika saya datang porsi deposito satu bulan mencapai 50%. Sekarang hanya 30%. Itu artinya masyarakat semakin sadar akan investasi jangka panjang dan akan terus kami dorong ke arah sana,” sambung Lee.

Ia juga mengakui ada peran serta pemerintah dalam hal mendorong investasi jangka panjang karena suku bunga deposito diturunkan. Otomatis hal tersebut merangsang masyarakat untuk berinvestasi jangka panjang.

“Dengan produk bancassurance bersama Tokyo Marine kami coba untuk fokus di sektor customer. Kami punya modal sebagai bank terbesar di Korea dari segi aset. Apalagi ekonomi Indonesia diprediksi membaik terus. Itu akan terus mendorong masyarakat Indonesia melek investasi jangka panjang karena secara profit untuk mereka bisa maksimal,” tutup Lee.

Editor: Sigit Kurniawan

    Related