Masyarakat dunia dihadapkan dengan berbagai perubahan yang diakibatkan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin bertambahnya pengguna internet. Pola transaksi, sosialisasi, interaksi, dan komunikasi dari akademisi, bisnis, dan pemerintah mengalami penyesuaian dari konvensional menuju digital. Dampak dari perubahaan memberikan berbagai peluang baru sekaligus tantangan baru yang berbeda dari sebelumnya.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan e-commerce yang cepat seiring dengan peningkatan penggunaan telepon pintar dan juga infrastruktur telekomunikasi internet. Pertumbuhan ini tidak hanya terjadi di kota besar, tapi menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi pertumbuhan e-commerce terbesar di Asia Pasifik.
Pada tahun ini, nilai bisnis e-commerce di Indonesia diperkirakan bisa mencapai Rp 120 triliun sampai dengan Rp 140 triliun dan dalam tiga tahun ke depan diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 130 miliar. Hal ini didukung oleh potensi yang masih bisa digarap di tahun-tahun mendatang.
Saat ini, penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 88 juta pengguna. Namun, menurut Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), hanya sekitar 7% saja yang melakukan pembelanjaan secara online. Tahun depan, penetrasi internet di Indonesia diperkirakan akan mencapai 102 juta pengguna dan ini tentu akan ikut meningkatkan para pelaku e-commerce di Indonesia.
Melihat pertumbuhan e-commerce yang signifikan dalam satu dekade terahir ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara berbasis digital economy. Sebab itu, perubahaan fundamental mutlak diperlukan. Dalam mewujudkannya, diperlukan kreativitas, komitmen, dan integrasi dari semua komponen ekosistem. Termasuk sumber daya manusia, bisnis model, teknologi, dan regulasi.
Editor: Eko Adiwaluyo