Indonesia-Sri Lanka Upayakan Ekspor Pakaian ke Uni Eropa

marketeers article

Indonesia dan Sri Lanka tengah menindaklanjuti kesepakatan di bidang perdagangan untuk mengekspor pakaian jadi ke Uni Eropa. Pembentukan kelompok kerja antara kedua negara tengah diupayakan terealisasi guna mengidentifikasi potensi dan mengatasi hambatan dalam perdagangan dan investasi.

Berdasarkan Making Indonesia 4.0, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang tengah diprioritaskan pengembangannya sebagai pioner dalam peta jalan penerapan revolusi industri keempat. Pasalnya, industri TPT nasional telah memiliki daya saing tinggi karena struktur manufakturnya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.

“Upaya pengajuan bersama ke Komisi Eropa terkait pengiriman pakaian jadi akan membuka akses pasar ke Uni Eropa. Kita harus melanjutkan pendekatan intensif kita sehingga proposal dapat diterima oleh Uni Eropa,” kata Presiden Jokowi dikutip dari keterangan pers Kementerian Perindustrian.

Berdasarkan catatan Kementereian Perindustrian, sebesar 30% pakaian jadi dari hasil industri TPT nasional adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sedangkan 70% untuk ekspor. Nilai ekspor industri TPT nasional mencapai USD12,58 miliar pada 2017 atau naik 6% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, sektor ini menyumbang ke PDB sebesar Rp150,43 triliun di 2017.

Presiden Jokowi mengharapkan pembentukan kelompok kerja antar kedua negara dapat segera terealisasi guna mengidentifikasi potensi dan mengatasi hambatan dalam perdagangan dan investasi.

“Kita harus mendorong agar sidang perdana kelompok kerja tersebut dapat dilaksanakan sesegera mungkin,” ucapnya.

Kepada Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Jokowi pun mendorong agar studi kelayakan bersama terkait upaya pembentukan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara RI-Sri Lanka dapat segera dimulai.

Editor: Sigit Kurniawan

Related