Industri Kreatif Berpotensi Sumbang Rp 1.000 Triliun

marketeers article
42354292 female fashion designer working with sketches at studio and choosing cloth

Kementerian Perindustrian menegaskan peran penting industri kreatif di Indonesia. Potensinya sangat besar dan berpotensi sumbang triliuan rupiah. “Ke depannya, dengan bergulir revolusi industri 4.0, sektor-sektor ekonomi kreatif berpeluang besar menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi kita. Apalagi, potensi kita didukung dengan sumber daya manusia yang kreatif dan beragamnya kearifan budaya lokal,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (29/9/2019) seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenperin.

Adapun saat ini terdapat 16 subsektor yang tergolong kelompok industri kreatif, yakni kriya, kuliner, fesyen, aplikasi, dan pengembangan permainan, musik, arsitektur, desain produk, desain komunikasi visual, serta desain interior. Selanjutnya, penerbitan, periklanan, fotografi, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio, serta film, animasi dan video.

Industri kreatif di Indonesia mencatatkan kontribusi yang terus meningkat terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2015, sektor ini menyumbang sebesar Rp 852 triliun,sedangkan pada 2016 mencapai Rp 923 triliun,dan bertambah menjadiRp 990 triliun pada tahun 2017. Tahun 2018 diproyeksi tembus hingga Rp 1.000 triliun.

Tercatat ada tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen sebesar 18,15 persen, dan industri kriya sebesar 15,70 persen. Sedangkan, subsektor lainnya, seperti industri animasi saat ini cukup potensial berkembang dengan pertumbuhan di atas 6 persen.

Dalam upaya pengembangan industri kreatif nasional, Kemenperin memiliki tugas untuk fokus membina subsektor kriya, fesyen, film, animasi dan video, serta aplikasi dan pengembangan permainan. “Guna mendukung kelompok sektor tersebut, kami telah mendirikan Bali Creative Industry Center (BCIC) sejak2015. Tujuannya sebagai pusat pengembangan dan inovasi, serta peningkatan daya saing,” tutur Gati.

Beberapa program yang dilaksanakan di BCIC, antara lain Creative Business Incubator (CBI), Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA), dan Design Laboratory. Pada tahun 2018, untuk pelaksanaan kegiatan CBI, Direktorat Jenderal IKM Kemenperin berkolaborasi dengan Business Venturing and Development Institute (BVDI) Prasetya Mulya.

“Melalui program tersebut, para pelaku IKM kreatif bidang kriya dan fesyen akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan bisnisnya (scalling-up). Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 28 September 2018 di BCIC melalui acara Creative Talk,” papar Gati.

Pengembangan sektor IKM dalam negeri sejak lama telah berperan penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Kemenperin mencatat, jumlah unit usaha IKM di dalam negeri terus mengalami peningkatan setiap tahun. Misalnya, pada tahun 2013, sebanyak 3,43 juta IKM dan naik menjadi 3,52 juta IKM pada tahun 2014. Kemudian, mampu mencapai 3,68 juta IKM di tahun 2015, dan bertambah lagi hingga 4,41 juta tahun 2016. Pada tahun 2017 jumlah IKM diperkirakan lebih dari 4,5 juta unit usaha.

Related