[Industry Update] Dilema Pelaku ICT Indonesia

marketeers article

Pertumbuhan pasar Internet di Indonesia cukup megagumkan. Jumlah netizen pun menjadi target potensial sekaligus tantangan besar bagi operator sebagai salah satu pemain utama dalam industri ini. Lonjakan jumlah subscriber membuat kapasitas jaringan makin padat. Tentu saja hal ini berpengaruh pada kualitas layanan operator. Hal ini disampaikan oleh Chief Business Officer MarkPlus Taufik dalam MarkPlus Monthly Industry Update bertajuk “Competition in Obtaining Indonesia’s Rising Netizen & Mobile Market” di Philip Kotler Hall, MarkPlus Jakarta, Kamis (23/02/2012).

Mengacu pada data yang dirilis Telkomsel, pangsa pasar telekomunikasi Indonesia mencapai 274 juta subscriber pada akhir kuartal ketiga tahun 2011. Sementara, akses data makin meningkat seiring dengan pertumbuhan gadget semisal ponsel pintar. Hal ini terlihat jelas dari revenue besar yang didapatkan operator dalam sektor data. Karena tidak diimbangi dengan perbaikan kapasitas, pelanggan sering mengeluh soal jaringan. Sebab itu, operator dituntut berinvestasi lagi untuk memperbaiki kualitas jaringannya. Pada titik inilah, operator mendapatkan dilemanya.

Saat dituntut berinvestasi, tren ARPU (Average Revenue Per User) konsumen kenyataanya malah menurun. Sementara, tren data akan meningkat ketimbang layanan suara maupun pesan pendek. Perbaikan infrastruktur juga menjadi tuntutan mengingat risiko berpindahnya konsumen ke kompetitor karena konsumen pasti akan mencari layanan data yang lebih memuaskan, termasuk dengan harga murah.

Hal ini juga didukung oleh survei MarkPlus Insight 2012 pada 635 responden yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar yang menyatakan kualitas jaringan masih merupakan faktor pertimbangan terpenting dalam memilih sebuah operator.

Operator saat ini juga berlomba untuk memperluar perannya sebagai penyedia konten maupun gadget.  Telkomsel, misalnya, memberikan fasilitas berbayar untuk mengunduh lagu di Langit Musik. XL membuat XL Goklik yang memudahkan konsumen bisa update status di jejaring sosial dengan lebih mudah.

Strategi yang dibangun, sambung Taufik, adalah dengan melakukan komunitisasi. Operator melakukan pendekatan pada aneka komunitas. Dengan komunitisasi, relasi antara operator dan konsumen semakin dekat dan muncul rasa segan antara keduanya.

Selain konten, operator juga menanggapi dilemanya dengan memproduksi gadget yanga affordable. Esia, misalnya, memproduksi gadget dengan paket bundling. Upaya Esia ini boleh dibilang sukses dalam menarik atensi calon konsumen, khususnya konsumen dari kalangan bawah.

Related