[Industry Update] Produsen Gadget Hadapi Dilema

marketeers article

Industri ICT diperkirakan tumbuh signifikan. Selama dua tahun terakhir, pertumbuhannya sebesar 20 persen dan mencapai Rp 360 triliun.  Menurut data International Data Corporation (IDC) Asia Pasifik, total anggaran belanja IT diperikirakan meningkat sampai USD 12,9 miliar di akhir tahun. Sementara, penjualan gadget dari tahun ke tahun juga meningkat.

Tapi, produsen gadget juga mengalami dilema. Teknologi yang terus update membuat siklus hidup produk menjadi lebih singkat. Demikian juga tingkat inovasi yang tinggi membuat tahap kedewasaan dan penurunan produk menjadi lebih singkat. “Perhatian konsumen mudah teralihkan kepada produk lain yang tampak lebih baru,” kata Taufik, Chief Business Officer, dalam MarkPlus Monthly Industry Update, di Philip Kotler Hall, MarkPlus Jakarta, Kamis (23/02/2012).

Sebab itu, produsen gadget terdorong berinovasi memproduksi produk yang up-to-date dengan kebutuhan pelanggan.  Perkembangan cepat teknologi di telekomunikasi ini membuat konsumen merasa produk yang baru saja mereka beli cepat terasa usang dengan kehadiran produk-produk baru.

Perkembangan Android, misalnya, membuat pasar ponsel pintar makin dinamis. Produsen sekarang tinggal memfokuskan diri pada bagaimana melakukan kostumisasi pada sistem operasi (OS) yang terbuka dan berkualitas bagi konsumen.  Banyak produsen ponsel tega memangkas usia produk dengan memunculkan produk baru. Menurut data retrevo per April 2010 sampai Maret 2011, produsen ponsel seperti Samsung, BlackBerry, Nokia, Motorola, LG, dan HTC secara keseluruhan mengeluarkan 120 ponsel pintar anyar.

Banyaknya produk membuat konsumen makin memiliki banyak pilihan. Sebab itu, produsen ditantang untuk menawarkan sesuatu yang unik kepada pelanggannya.

Related