Ini Perbedaan antara Jus dan Jus ‘Cold Pressed’

marketeers article

There’s juice, and then there’s cold-pressed juice. Jus yang terakhir disebut ini tengah menjadi “new darling” bagi masyarakat kota.

Tren hidup sehat telah memilah-milah jenis makanan sehat yang layak dikonsumsi. Begitu pula dengan jus. Beruntung ada satu ritel yang fokus menggarap pasar cold-pressed juice, yaitu Re.juve.

Perusahaan di bawah anak usaha Gunung Sewu Grup ini mengatakan, cold-pressed juice yang dihasilkannya menggunakan 100% bahan-bahan alami, tanpa pemanis, dan pewarna buatan. Setiap satu botol Re.juve dihasilan dari satu kilogram buah dan sayur.

Apa itu cold pressed juice? Marketeers berkesempatan untuk mengunjungi pabrik “mini” tempat poduksi Re.juve dilakukan, tepatnya di Kawasan Industri Jatake, Banten.

Selama ini, kita cenderung mengonsumsi jus yang diproses melalui juicer biasa (centrifugal juicer). Alat itu mengekstrak jus dari buah dengan cara mencacah menggunakan pisau berkecepatan tinggi yang berputar-putar sentrifugal.

Nah, kecepatan yang tinggi itu menghasilkan panas yang merusak enzim buah di dalam mesin. Selain itu, buah banyak terkena udara bebas selama proses juicing. Hal ini menjadikan proses oksidisasi lebih cepat yang akhirnya mengurangi gizi buah.

“Sedangkan cold-pressed juice menggunakan mesin khusus masticating juicer yang prinsip kerjanya melumatkan buah untuk mengeluarkan sarinya,” papar Richard Anthony, Managing Director Re.juve di mini pabriknya yang bersuhu 10 derajat Celcius ini.

Mesin yang diimpor dari Jerman dan Korea Selatan ini menghasilkan panas lebih sedikit, sehingga tidak merusak inzim. Untuk itulah, nama jus ini adalah ‘cold-pressed’. Tak heran, harga jus dibanderol sekitar Rp 40.000-Rp 50.000 per botolnya.

Pabrik Re.juve sendiri berkapasitas 1.000 botol per hari. Adapun, total buah harian yang dibutuhkan sebanyak 1.000-2.000 kilogram, baik itu apel, nanas, jeruk, buah naga, maupun sayur-sayuran.

Sebagian buah itu memang diperoleh dari induk usahanya PT Nusa Tropicana Farm (NTF) yang memproduksi buah-buah tropis, seperti pisang cavendish Sunpride, serta PT Sewu Segar Nusantara sebagai distributor buah lokal dan impor. Kedua perusahaan ini masih satu naungan dengan Gunung Sewu Group.

“Saat ini, pabrik kami masih bekerja satu shift (setengah hari). Jika konsumsi jus bisa naik tiga kali lipat, dan jumlah gerai sudah banyak, kami berencana meningkatkan produksi dua kali lipat,” terang Richard.

Editor: Sigit Kurniawan

Related