Ini Tren Media Sosial dari Kacamata Agensi Periklanan

marketeers article
Social media collage with icons background. Vector illustration

Tren media sosial di Indonesia setiap tahunnya tak pernah surut. Lantas, kehadiran media sosial ini dimanfaatkan sejumlah merek untuk memasarkan produk mereka. Hal inilah yang menjadikan belanja iklan di media sosial selalu mengalami peningkatan tiap tahun.  Hal ini dikatakan Brama Danuwinata, Social & Engagement Lead VML Indonesia.

Meski trennya naik, namun kepopuleran platform media sosial berubah seiring waktu. Boleh jadi media sosial tertentu sedang naik daun saat ini, namun belum tentu tahun depan tetap menjadi primadona. “Contohnya platform Twitter saat ini tidak seramai tahun kemarin. Dua tahun ini yang trennya sedang naik itu Instagram,”kata Brama.

Baru-baru ini Snapchat menjadi pilihan berbagi momen oleh netizen. VML melihat tren ini dan terus melakukan tes guna kepentingan merek. Untuk itu, pihaknya akan terus memantau Snapchat.

“Selama ini, banyak merek yang sudah menggunakan Instagram Ads. Merek-merek ini bisa meraih banyak pengguna. Dengan beriklan di Instagram, komunikasi pun bisa dilakukan secara lebih kreatif,” tambahnya.

Untuk saat ini, sambung Brama, Facebook dan YouTube menjadi pilihan utama bagi merek dalam memasarkan produk. Bisa dibilang, tren YouTube akan terkejar dengan Facebook Video. Misalnya suatu brand beriklan di YouTube dan Facebook Video, jumlah interaksinya akan berbeda. Malah, Facebook bisa lebih unggul dibanding YouTube. Mengapa?

Netizen nonton YouTube untuk melihat idola mereka. Apabila tiba-tiba iklan muncul, mereka akan merasa terganggu. “Berbeda dengan Facebook karena netizen bisa melihat iklan atau mengabaikannya dengan men-scroll news feed kembali,” tambahnya.

Ada yang mengatakan kalau medsos itu identik dengan anak muda. Namun, tanggapan ini tak selamanya benar. Merek tetap bisa menyasar pasar yang segmented di samping anak muda, seperti ibu-ibu misalnya. Konten untuk target market ibu pun tentu akan disesuaikan. Misalnya membuat konten resep masakan di bawah satu menit agar shareable.

“Sebelum mengeksekusi kampanye, tentunya tim VML akan melakukan riset seperti focus group discussion dengan para ibu-ibu untuk menggali insight,” tutup Brama.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related