Inilah Isi Kerjasama Indonesia dan Rusia

marketeers article

Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan kerja sama internasional di sektor industri antara Indonesia dengan Rusia. Dalam hal ini, Kemenperin telah melakukan berbagai kegiatan, di antaranya berpartisipasi pada The 6th International Industrial Exhibition (Innoprom) yang berlangsung 8-11 Juli 2015.  Hal ini dikatakan Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri Ngakan Timur Antara hari ini, Jumat (24/7/2015).

Di sela-sela Innoprom 2015 berlangsung, Delegasi Indonesia juga mengadakan kunjungan kerja ke Pervoulralsk New Pipe Plant, yaitu industri pipa dan peleburan baja di Ekaterinburg, Rusia. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melakukan studi banding dan upaya pembelajaran bagi industri Indonesia yang diharapkan dapat menerapkan efisiensi sumber daya industri.

“Suatu hal yang menarik yang kami dapatkan adalah upaya Rusia mencetak sumber daya manusia yang siap pakai. Pemerintah Federasi Rusia memiliki kebijakan bahwa perusahaan besar diwajibkan memiliki Pusat Pendidikan dengan didukung fasilitas laboratorium yang lengkap sebagai media untuk menggembleng para tenaga terampil” ujar Ngakan.

Ngakan menambahkan, pola pendidikan tersebut bisa menjadi pertimbangan untuk diterapkan di Indonesia dalam mempersiapkan tenaga profesional. Pola semacam itu bukan hanya untuk bidang logam atau metalurgi, tapi juga pada bidang lain seperti makanan, farmasi, dan lainnya.

Bukan hanya berpartisipasi dalam pameran dan kunjungan kerja, Duta Besar RI Djauhari mengumumkan kerja sama yang terjalin antara kedua negara. Ia mengatakan akan ada tiga proyek yang dikembangkan investor Rusia di Indonesia dalam waktu dekat, yaitu dua proyek di sektor smelter dan satu proyek di sektor transportasi.

“Akhir tahun ini, perusahaan besar Rusia akan membangun smelter di Kalimantan Barat untuk pengolahan bauksit menjadi alumina dan di Sulawesi untuk pengolahan nikel,” ujar Djauhari.

Ia mengatakan, nilai investasi pembangunan smelter tersebut sebesar US$ 3-6 miliar. Sedangkan, di sektor transportasi akan dilakukan pembangunan jalur kereta api sepanjang 198 KM di Kalimantan Timur dengan nilai investasi sebesar US$ 2,5 miliar.

    Related